Page 128 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 128

http://pustaka-indo.blogspot.com
             dalam keterasingan.

             Kita dapat menyaksikan apa akibat yang ditimbulkan oleh hal
             ini  dalam  tulisan-tulisan  tradisi  Para  Imam  (P)  yang  dibuat
             setelah  pengasingan  dan  dimasukkan  ke  dalam  Pentateukh.
             Ini memberikan tafsiran tersendiri tentang kejadian-kejadian
             yang  diuraikan  oleh  J  dan  E,  dan  menambahkan  dua  kitab
             baru, Imamat dan Bilangan. Seperti yang dapat kita duga, P
             memiliki  pandangan  yang  canggih  dan  tinggi  tentang
             Yahweh. Dia tidak percaya, misalnya, bahwa seseorang bisa
             secara aktual melihat Tuhan dalam cara yang dikemukakan
             oleh  J.  P  memiliki  banyak  kesamaan  dengan  perspektif
             Yehezkiel, dia percaya bahwa ada perbedaan antara persepsi
             manusia tentang Tuhan dan realitasnya sendiri. Dalam kisah
             P tentang Musa di Sinai, Musa memohon diberi kesempatan
             melihat  Yahweh,  yang  menjawab,  “engkau  tidak  tahan
             memandang  wajah-Ku,  sebab  tidak  ada  orang  yang
                                          60
             memandang  Aku  dapat  hidup.”   Sebaliknya,  Musa  justru
             harus  melindungi  dirinya  dari  dampak  ilahi  di  balik  batu,
             tempat dia bisa menangkap kilasan Yahweh ketika dia turun,
             dalam  semacam  jejak-jejak.  P  memperkenalkan  sebuah
             gagasan yang kemudian akan menjadi sangat penting dalam
             sejarah  konsepsi  manusia  tentang  Tuhan.  Manusia  hanya
             dapat melihat cahaya yang tersisa ketika kehadiran ilahi telah
             berlangsung,  yang  disebutnya  sebagai  “kemuliaan  (kavod)
             Yahweh”,  manifestasi  kehadirannya,  yang  tidak  boleh
                                                    61
             disamakan dengan realitas Tuhan itu sendiri.  Ketika Musa
             turun  dari  gunung,  wajahnya  merefleksikan  “kemuliaan”  ini
             dan  bersinar  dengan  terang  yang  sangat  menyilaukan
             sehingga orang-orang Israel tidak bisa melihat mukanya. 62

             “Kemuliaan”  Yahweh  adalah  simbol  kehadirannya  di  bumi
             dan, dengan begitu, menekankan perbedaan antara gambaran
             terbatas  tentang  Tuhan  yang  diciptakan  oleh  manusia  dan



                            ~121~ (pustaka-indo)
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133