Page 125 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 125

http://pustaka-indo.blogspot.com

                   Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk,
                   dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.
                   Aku, Akulah TUHAN,
                   dan  tidak  ada  juru  selamat  selain  daripada-
                       6
                   Ku. 5
             Yesaya Kedua tidak membuang-buang waktu untuk mencela
             dewa-dewa  goyim,  yang,  setelah  peristiwa  bencana,  bisa
             saja  dipandang  sebagai  pemenang.  Dia  dengan  tenang
             mengasumsikan  adalah  Yahweh—bukan  Marduk  atau  Baal
             —yang  telah  melakukan  tindakan  mitis  hebat  yang
             mengakibatkan  terciptanya  dunia.  Untuk  pertama  kalinya,
             orang  Israel  menjadi  sangat  tertarik  pada  peran  Yahweh
             dalam  penciptaan,  mungkin  karena  pembaruan  hubungan
             dengan mitos-mitos kosmologis Babilonia. Tentu saja mereka
             tidak  sedang  mengupayakan  sebuah  penjelasan  ilmiah
             tentang  asal  usul  fisikal  alam  semesta,  tetapi  untuk
             menemukan  kenyamanan  di  tengah  dunia  yang  kini  penuh
             kesusahan.  Jika  Yahweh  telah  menaklukkan  monster
             kekacauan  di  masa  primordial,  tentu  merupakan  hal  yang
             mudah  baginya  untuk  menyelamatkan  orang-orang  Israel
             yang  terusir.  Melihat  kemiripan  antara  mitos  Pembebasan
             dengan    kisah   pagan   tentang   kemenangan    atas
             kekacaubalauan  di  masa  awal  waktu,  Yesaya  Kedua
             mengajak umatnya untuk dengan yakin menanti pertunjukan
             baru  kekuatan  ilahi  di  masa  depan.  Di  sini,  misalnya,  dia
             merujuk  pada  kemenangan  Baal  atas  Lotan,  monster  laut
             dalam mitologi penciptaan Kanaan, yang juga disebut Rahab,
             Buaya (tannîn), dan Samudra Raya (tehôm):


                   Terjagalah,  terjagalah!  Kenakanlah  kekuatan,
                   hai tangan TUHAN!
                   Terjagalah seperti pada zaman purbakala,
                   pada zaman keturunan yang dahulu kala,
                   Bukankah Engkau yang meremukkan Rahab,
                   yang menikam naga (tannîn) sampai mati?


                            ~118~ (pustaka-indo)
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130