Page 134 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 134
http://pustaka-indo.blogspot.com
Tuhan seperti yang telah diterima oleh para nabi.
Orang Yahudi memang belum berfilsafat, tetapi selama abad
keempat mereka berada di bawah pengaruh rasionalisme
Yunani. Pada tahun 332 SM, Alexander dari Makedonia
menaklukkan Darius III dari Persia dan orang Yunani mulai
menjajah Asia dan Afrika. Mereka mendirikan negara-kota
di Tirus, Sidon, Gaza, Philadelphia (Amman), dan Tripoli,
bahkan Sekhem. Orang Yahudi di Palestina dan yang
menyebar (diaspora) dikepung oleh budaya helenis yang oleh
sebagian dianggap mengganggu, tetapi sebagian lainnya
menyenangi teater, filsafat, olahraga, dan puisi Yunani.
Mereka mempelajari bahasa Yunani, berolahraga di
gymnasium, dan menggunakan nama Yunani. Sebagian
bekerja sebagai tentara bayaran dalam tentara Yunani.
Mereka bahkan menerjemahkan kitab suci mereka ke dalam
bahasa Yunani dan menghasilkan versi yang dikenal sebagai
Septuaginta. Dengan demikian, sebagian orang Yunani mulai
mengenal Tuhan Israel dan memutuskan untuk menyembah
Yahweh (atau Iao, demikian mereka menyebutnya) di
samping Zeus dan Dionisus. Sebagian tertarik kepada
sinagoga atau tempat-tempat pertemuan yang telah diubah
oleh orang-orang Yahudi diaspora menjadi kuil tempat
peribadatan. Di sana mereka membaca kitab suci, berdoa,
dan mendengarkan khotbah-khotbah. Sinagoga tidak sama
dengan apa pun yang ada di seluruh dunia keagamaan kuno.
Karena tidak ada ritual atau pengurbanan, sinagoga menjadi
lebih mirip dengan sekolah filsafat, dan mereka berbondong-
bondong menuju sinagoga ketika seorang penceramah
Yahudi terkenal tiba di kota, sebagaimana mereka akan antre
untuk mendengarkan para filosof mereka sendiri. Sebagian
orang Yunani bahkan menunaikan bagian-bagian tertentu dari
Kitab Taurat dan bergabung dengan orang Yahudi dalam
sekte-sekte sinkretis. Selama abad keempat SM, ditemukan
~127~ (pustaka-indo)