Page 138 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 138

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Tuhan  Yahudi  dari  dunia,  namun  orang  Yunani  percaya
             bahwa  karunia  akal  membuat  manusia  serumpun  dengan
             Tuhan;  mereka,  oleh  karena  itu,  bisa  mencapainya  dengan
             usaha mereka sendiri. Walaupun demikian, setiap kali kaum
             monoteis jatuh cinta kepada filsafat Yunani, maka tak pelak
             lagi mereka ingin mencoba mengadaptasikan konsepsi Tuhan
             Yunani  dengan  konsepsi  mereka  sendiri.  Ini  akan  menjadi
             salah satu tema pokok cerita kita. Salah satu orang pertama
             yang  berupaya  melakukan  ini  adalah  filosof  kenamaan
             Yahudi,  Philo  dari  Aleksandria  (30-45  M).  Philo  adalah
             seorang  Platonis  dan  memiliki  reputasi  gemilang  sebagai
             filosof  rasional  pada  zamannya.  Dia  menulis  dalam  bahasa
             Yunani yang baik dan tampaknya tidak bisa berbahasa Ibrani
             meskipun dia juga seorang Yahudi yang beriman dan menaati
             mitzvot. Dia tak melihat adanya perbedaan antara Tuhannya
             dengan  Tuhan  Yunani.  Akan  tetapi,  mesti  dikatakan  bahwa
             Tuhan  Philo  tampak  sangat  berbeda  dari  Yahweh.  Karena
             suatu hal, Philo tampaknya kurang senang dengan kitab-kitab
             sejarah  Alkitab,  yang  coba  dia  ubah  menjadi  kiasan-kiasan
             yang  rumit:  Aristoteles,  dapat  diingat  kembali,  memahami
             sejarah secara tidak filosofis. Tuhannya tidak memiliki sifat-
             sifat manusia: dalam konsepsi Aristoteles, adalah tidak tepat,
             misalnya,  menyatakan  bahwa  Tuhan  “marah”.  Yang  dapat
             kita ketahui tentang Tuhan adalah fakta tentang eksistensinya
             saja.  Meskipun  demikian,  sebagai  praktisi  Yahudi,  Philo
             sungguh-sungguh      percaya   bahwa     Tuhan    telah
             menampakkan  dirinya  kepada  para  nabi.  Bagaimana  hal  ini
             menjadi mungkin?

             Philo  memecahkan  persoalan  itu  dengan  membuat
             pembedaan  penting  antara  esensi  Tuhan  (Ousia),  yang
             sepenuhnya  tidak  dapat  dipahami,  dan  aktivitas  Tuhan  di
             dunia yang disebutnya “kekuasaan” (dynamies) atau energi
             (energeiai).  Pada  dasarnya,  itu  mirip  dengan  solusi  P  dan




                            ~131~ (pustaka-indo)
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143