Page 150 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 150
http://pustaka-indo.blogspot.com
sinagoga lain; yang lain menyatakan Shekinah berdiri di
depan pintu sinagoga, memberkati setiap langkah yang
diambil oleh seorang Yahudi dalam perjalanannya menuju
majelis ilmu. Shekinah juga berdiri di depan pintu sinagoga
ketika orang Yahudi membacakan Shema bersama-sama di
90
sana. Seperti halnya orang Kristen awal, orang Israel
dianjurkan oleh rabi-rabi mereka untuk melihat diri mereka
sebagai komunitas tunggal dengan “satu jiwa dan satu
91
badan”. Komunitas adalah Kuil baru, yang mengabadikan
imanensi Tuhan: maka ketika mereka memasuki sinagoga
dan membacakan Shema dalam keterpaduan sempurna
“dengan taat, dengan satu suara, satu pikiran, dan satu
nada,” Tuhan hadir di tengah-tengah mereka. Akan tetapi,
dia tidak menyukai ketiadaan harmoni di dalam komunitas
dan kembali ke langit tempat para malaikat
menyenandungkan puja-puji “dalam satu suara dan satu
92
melodi”. Persatuan yang lebih tinggi antara Tuhan dan
Israel hanya mungkin terjadi ketika persatuan yang lebih
rendah antarsesama Israel telah sempurna: para rabi tak
henti-hentinya mengatakan kepada orang Israel bahwa
ketika sekelompok orang Yahudi mempelajari Taurat
bersama-sama, Shekinah akan bersemayam di tengah-tengah
mereka. 93
Di pengasingan, orang Yahudi merasakan kekerasan dunia di
sekeliling mereka; rasa tentang kehadiran ini membantu
mereka untuk mengimajinasikan bahwa mereka dikelilingi
oleh berkah Tuhan. Ketika mereka mengikat jimat (tfillin) ke
tangan dan kepala mereka, mengenakan jumbai ritual
(tzitzit), dan memakukan mezuzah yang berisi katakata
Shema di atas pintu mereka, sebagaimana digambarkan
dalam Kitab Ulangan, mereka tidak boleh mencoba
menjelaskan praktik-praktik yang ganjil dan tak jelas ini.
~143~ (pustaka-indo)