Page 154 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 154

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Rasa  tentang  kedekatan  Tuhan  seperti  ini  membantu  orang
             Yahudi  untuk  melihat  kemanusiaan  sebagai  sesuatu  yang
             sakral.  Rabi  Akiva  mengajarkan  bahwa  mitzvah  “cintailah
             tetanggamu  sebagaimana  engkau  mencintai  dirimu  sendiri”
                                              99
             merupakan  “prinsip  agung  Taurat”.   Menyakiti  sesama
             manusia merupakan pengingkaran terhadap Tuhan itu sendiri,
             yang  telah  menciptakan  manusia  dalam  citranya.  Ini  setara
             dengan ateisme: upaya untuk mengingkari eksistensi Tuhan.
             Dengan demikian, pembunuhan merupakan dosa paling besar
             karena melanggar norma-norma yang disucikan: “Kitab Suci
             mengajarkan kita bahwa apa pun yang menumpahkan darah

             manusia dipandang sebagai penghapusan citra Tuhan.” 100

             Sebaliknya,  mengabdi  bagi  kepentingan  manusia  lain
             termasuk  ke  dalam  perbuatan  meniru  sifat  Tuhan  (imitatio
             dei):  tindakan  itu  mewujudkan  kembali  kasih  sayang  dan
             rahmat Tuhan. Karena semua diciptakan dalam citra Tuhan,
             maka semuanya memiliki derajat yang sama: bahkan Imam
             Tertinggi  sekalipun  harus  dihukum  jika  dia  melukai  sesama
             manusia,  karena  perbuatan  itu  sama  dengan  penyangkalan
             eksistensi  Tuhan. 101   Tuhan  telah  menciptakan  adâm,
             seorang  manusia,  untuk  mengajarkan  kepada  kita  bahwa
             siapa pun yang menghancurkan kehidupan seorang manusia
             akan  dihukum  seakan-akan  dia  telah  membunuh  seluruh
             umat  manusia;  sama  halnya,  siapa  yang  menyelamatkan
             kehidupan seseorang akan diberi pahala yang sama dengan

             menghidupkan  semua  umat  manusia. 102   Ini  bukan  sekadar
             sentimen yang lemah, tetapi merupakan prinsip hukum yang
             mendasar: artinya, tak seorang pun yang boleh dikurbankan
             demi  kepentingan  kelompok.  Menghinakan  seseorang,
             bahkan  seorang  goyim  atau  budak,  adalah  perbuatan  yang
             sangat  ofensif,  karena  hal  itu  setara  dengan  pembunuhan,
             penyangkalan  akan  citra  Tuhan  yang  suci. 103   Hak  untuk



                            ~147~ (pustaka-indo)
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159