Page 153 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 153

http://pustaka-indo.blogspot.com
             dan  menyenangkan.  Mereka  sering  menggambarkan  Roh
             Kudus “meninggalkan” atau “mengabaikan” karakter biblikal,
             seperti Yakub, Daud, atau Ester ketika mereka sedang sakit
                           97
             atau  bersedih.   Kadang  kala  mereka  seakan-akan
             mendengar para nabi itu mengutip Mazmur 22 ketika mereka
             merasa  Roh  meninggalkan  mereka:  “Allahku,  Allahku,
             mengapa  engkau  meninggalkan  aku?”  Ini  membangkitkan
             pertanyaan  menarik  tentang  seruan  misterius  Yesus  dari
             tiang  salib  yang  mengutip  kata-kata  ini.  Para  rabi
             mengajarkan bahwa Tuhan tidak bermaksud membuat kaum
             laki-laki atau perempuan menderita. Tubuh mesti dimuliakan
             dan  dirawat,  karena  ia  dibentuk  dalam  citra  Tuhan:  adalah
             berdosa  menghindarkan  kesenangan-kesenangan  semacam
             anggur  dan  seks,  sebab  Tuhan  telah  menganugerahkan
             semua  itu  untuk  kebahagiaan  manusia.  Tuhan  tak  dapat
             dijumpai dalam penderitaan dan asketisme. Ketika para rabi
             menyeru  umatnya  untuk  mengamalkan  cara-cara  praktis
             “memiliki” Roh Kudus, mereka sebenarnya dalam pengertian
             tertentu  diminta  untuk  menciptakan  citra  mereka  sendiri
             tentang  Tuhan.  Para  rabi  mengajarkan  bahwa  tidaklah
             mudah  untuk  menentukan  tapal  batas  di  mana  perbuatan
             Tuhan  berawal  dan  perbuatan  manusia  berakhir.  Para  nabi
             selalu berupaya agar Tuhan bisa dilihat di bumi dengan cara
             menisbahkan  wawasan  mereka  sendiri  kepadanya.  Kini,
             para  rabi  tampak  terlibat  dalam  tugas  yang  bersifat
             manusiawi  sekaligus  bersifat  ketuhanan.  Tatkala  mereka
             menyusun  undang-undang  baru,  maka  undang-undang  itu
             akan  merupakan  perpaduan  antara  unsur  ketuhanan  dan
             unsur kemanusiaan. Dengan meningkatnya jumlah Taurat di
             dunia,  para  rabi  memperluas  kehadiran  Tuhan  di  dunia  dan
             menjadikannya  lebih  efektif.  Mereka  sendiri  menjadi
             dihormati  sebagai  inkarnasi  Taurat;  mereka  dianggap  lebih
             “menyerupai  Tuhan”  dibandingkan  dengan  manusia  lain

             karena penguasaan mereka atas Taurat. 98


                            ~146~ (pustaka-indo)
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158