Page 165 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 165

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Mayoritas  orang  Buddha  merasakan  bahwa  bhakti  itu
             sungguh-sungguh bernilai dan mengingatkan mereka kembali
             akan  beberapa  kebenaran  esensial  yang  mulai  terlupakan.
             Ketika  Buddha  pertama  kali  mencapai  pencerahan,  dapat
             diingat  lagi  bahwa  dia  pernah  dibujuk  untuk  menyimpan  itu
             sebagai pengalaman pribadi. Akan tetapi, rasa ibanya melihat
             penderitaan manusia telah mendorongnya melewatkan masa
             empat  puluh  tahun  berikutnya  untuk  mengajarkan  Jalan  itu.
             Namun  pada  abad  kesatu  SM,  rahib-rahib  Buddha  yang
             mengucilkan  diri  dalam  biara-biara  mereka  dan  berusaha
             mencapai  nirvana  mereka  sendiri  tampaknya  telah
             melupakan  pandangan  seperti  ini.  Kehidupan  biara  juga
             merupakan kehidupan ideal yang berat sehingga banyak yang
             merasa  tak  mampu  menjalaninya.  Selama  abad  kesatu  M,
             muncul  jenis  pahlawan  baru  kaum  Buddhis:  bodhisattva,
             yang  meneladani  Buddha  dan  meninggalkan  nirvananya
             sendiri, berkurban demi kepentingan orang banyak. Dia siap
             menjalani  kelahiran  kembali  agar  dapat  menyelamatkan
             orang-orang yang menderita. Sebagaimana dijelaskan dalam
             Prajna-paramitha  Sutras  (Khotbah-Khotbah  tentang
             Penyempurnaan Kebijaksanaan), bodhisattva.


                   tidak  ingin  mencapai  nirvana  mereka  sendiri.
                   Sebaliknya,  mereka  telah  menjelajahi  dunia
                   wujud yang sarat derita, dan, walaupun sangat
                   ingin memperoleh pencerahan tertinggi, mereka
                   tidak  takut  akan  siklus  kelahiran-kematian.
                   Mereka  telah  berangkat  demi  kepentingan
                   dunia, demi kemudahan dunia, karena rasa iba
                   pada dunia. Mereka telah bertekad: “Kami akan
                   menjadi  tempat  berlindung  bagi  dunia,  tempat
                   dunia  beristirahat,  pembebasan  akhir  dunia,
                   pulau-pulau  dunia,  cahaya  dunia,  pembimbing
                   menuju keselamatan dunia.” 11
             Selanjutnya,  bodhisattva  mendapatkan  sumber  kebaikan




                            ~158~ (pustaka-indo)
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170