Page 167 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 167
http://pustaka-indo.blogspot.com
Kristen kepada Yesus. Keyakinan ini jadi bisa dijangkau oleh
lebih banyak orang, sebagaimana keinginan Paulus untuk
membuat Yudaisme terbuka bagi goyim. Pada saat yang
sama terjadi kebangkitan bhakti dalam Hinduisme yang
berporos pada figur Syiwa dan Wishnu, dua dewa Weda
yang terpenting. Lagi-lagi, pengabdian populer terbukti lebih
kuat daripada kekakuan filosofis Upanishad. Orang Hindu
selanjutnya mengembangkan sejenis Trinitas: Brahman,
Syiwa, dan Wishnu menjadi tiga simbol atau aspek dari satu
realitas yang tak terucapkan.
Terkadang lebih mudah untuk merenungkan misteri Tuhan
dalam simbol Syiwa, dewa paradoksikal kebaikan dan
kejahatan, kesuburan dan kezuhudan, yang merupakan
Pencipta dan Perusak sekaligus. Dalam legenda populer,
Syiwa juga seorang Yogi besar, sehingga dia juga mengilhami
penyembahnya untuk melampaui konsep personal tentang
kesucian melalui meditasi. Wishnu biasanya tampil lebih
ramah dan ringan. Dia suka memperlihatkan dirinya kepada
manusia dalam berbagai bentuk inkarnasi atau avatar. Salah
satu personae-nya yang terkenal adalah karakter Krishna,
yang dilahirkan dalam sebuah keluarga bangsawan, tetapi
tumbuh sebagai seorang penggembala. Legenda populer
menyukai kisah kasihnya dengan para perempuan
penggembala, yang menggambarkan Tuhan sebagai Pencinta
Jiwa. Namun, ketika Wishnu muncul kepada Pangeran
Arjuna sebagai Krishna dalam Bhagawad-Gita, pengalaman
itu mengejutkan:
Kulihat dewa-dewa
di dalam tubuh-Mu, wahai Tuhan
dan sekelompok makhluk yang beraneka:
Brahma, pencipta semesta,
di atas singgasananya
semua peramal dan ular-ular langit. 12
~160~ (pustaka-indo)