Page 177 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 177
http://pustaka-indo.blogspot.com
berbahaya dan subversif. Orang Romawi sangat curiga
terhadap gerakan massa yang akan mencampakkan batas-
batas tradisi dan waspada untuk melindungi warga negara
dari “pemalsuan” agama. Akan tetapi, dalam kekaisaran itu
telah muncul sejumput kegelisahan dan kecemasan.
Pengalaman hidup dalam sebuah imperium internasional yang
besar telah membuat dewa-dewa yang lama tampak kecil
dan tidak memadai; orang-orang menjadi sadar akan
kebudayaan yang asing dan mengganggu. Mereka mencari
solusi spiritual baru. Kultus-kultus Timur masuk ke kawasan
Eropa: dewa-dewa seperti Isis dan Semele disembah di
samping dewa-dewa tradisional Roma, yang menjadi
pengawal negeri. Selama abad pertama M, agama-agama
misteri baru menawarkan jalan keselamatan mereka dan apa
yang disebut-sebut sebagai pengetahuan mendalam tentang
dunia yang akan datang.
Akan tetapi, tak satu pun dari antusiasme agama-agama baru
ini yang mengancam tatanan lama. Dewa-Dewa Timur tidak
menuntut pemutusan radikal dari agama lama dan penolakan
terhadap ritus-ritus yang sudah dikenal, tetapi, seperti orang
suci baru, ia memberikan pandangan yang segar dan
pemahaman tentang dunia yang lebih luas. Anda bisa saja
bergabung dengan berbagai kultus misteri sebanyak yang
Anda inginkan: selama mereka tidak berupaya
menghancurkan dewa-dewa lama dan tetap bersikap rendah
hati, agama-agama misteri itu akan ditoleransi dan diserap ke
dalam tatanan yang sudah mantap.
Tak seorang pun mengharapkan agama akan menjadi sebuah
tantangan atau memberikan jawaban tentang makna
kehidupan. Orang beralih kepada filsafat untuk mencari
pencerahan semacam itu. Di kekaisaran Romawi kuno,
orang menyembah dewa-dewa untuk memohon pertolongan
~170~ (pustaka-indo)