Page 180 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 180
http://pustaka-indo.blogspot.com
bagi seorang Yahudi yang tewas mengenaskan di sebuah
sudut kekaisaran Romawi.
Platonisme adalah salah satu aliran filsafat paling populer di
akhir zaman kuno. Platonis baru dari abad pertama dan
kedua tidak tertarik pada Plato yang pemikir etika dan politik,
tetapi kepada Plato yang mistikus. Ajarannya membantu si
filosof untuk menyadari kesejatian dirinya, dengan cara
membebaskan jiwa dari penjara ragawi dan membuatnya
mampu untuk naik ke alam suci. Mistisisme Plato adalah
suatu sistem yang tinggi, menggunakan kosmologi sebagai
citra tentang kesinambungan dan keharmonisan. Yang esa
berada dalam kontemplasi jernih tentang dirinya sendiri
melampaui pengaruh waktu dan perubahan di ujung mata
rantai wujud. Semua yang ada berasal dari Yang esa sebagai
konsekuensi pasti dari wujudnya yang murni: bentuk-bentuk
abadi telah memancar dari Yang Esa dan pada gilirannya
menggerakkan matahari, bintang dan bulan, dalam bidang
lintasan mereka masing-masing. Akhirnya dewa-dewa, yang
kini dipandang sebagai malaikat-malaikat bagi Yang Esa,
memancarkan pengaruh suci ke dalam dunia sublunar
manusia. Kaum Platonis tidak memerlukan kisah barbar
tentang seorang dewa yang tiba-tiba memutuskan untuk
menciptakan dunia atau yang mengabaikan hierarki yang ada
untuk berkomunikasi langsung dengan sekelompok kecil
manusia. Dia tidak membutuhkan penyelamatan hebat
melalui seorang Mesias yang disalib. Karena dia serumpun
dengan Tuhan yang telah memberi hidup kepada segala
sesuatu, seorang filosof bisa naik ke alam suci melalui
usahanya sendiri dalam cara yang rasional dan tertata.
Bagaimana orang Kristen bisa menjelaskan agama mereka
kepada dunia pagan? Kristen tampaknya berada di tengah-
tengah, tidak dipandang sebagai sebuah agama, dalam
~173~ (pustaka-indo)