Page 183 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 183

http://pustaka-indo.blogspot.com
             radikal,  bukan  semata  karena  kesenangan  akan  spekulasi,
             melainkan untuk mengobati kegelisahan yang besar. Secara
             khusus,  gnostikoi,  Orang-Orang  yang  Tahu,  beralih  dari
             filsafat  ke  mitologi  untuk  menjelaskan  rasa  keterpisahan
             mereka yang akut dari alam ilahi. Mitos-mitos itu menjawab
             ketidaktahuan  mereka  tentang  Tuhan  dan  yang  suci,  yang
             secara  jelas  mereka  rasakan  sebagai  sumber  penderitaan
             dan  rasa  malu.  Basilides,  yang  mengajar  di  Aleksandria
             antara 130 dan 160, bersama rekan sezamannya, Valentinus,
             yang  meninggalkan  Mesir  untuk  mengajar  di  Roma,  telah
             mendapat  sejumlah  besar  pengikut  dan  memperlihatkan
             bahwa  banyak  di  antara  orang  yang  beralih  menganut
             Kristen  mengalami  rasa  kehilangan,  tersisih,  dan  secara
             radikal terbuang.

             Semua  kaum  Gnostik  memulai  dengan  realitas  yang  sama
             sekali tak terpahamkan yang mereka sebut Tuhan Tertinggi,
             karena  ia  merupakan  sumber  dari  wujud  lebih  rendah yang
             kita  sebut  “Tuhan”.  Sama  sekali  tidak  ada  yang  dapat  kita
             katakan  tentangnya,  karena  dia  sepenuhnya  berada  di  luar
             jangkauan pikiran kita yang terbatas. Sebagaimana dijelaskan
             Valentinus, Tuhan Tertinggi itu,


                   Sempurna  dan  ada  sejak  semula  …  berdiam  di
                   ketinggian    yang   tak   terlihat   dan    tak
                   ternamakan:  inilah  praawal,  pendahulu,  dan
                   kedalaman.  Ia  tidak  dapat  tercakup  dan  tak
                   terlihat,  abadi  dan  tak  dilahirkan,  Tenang
                   dan benar-benar Sendiri selama masa yang tak
                   terhingga.  Bersama  Dia  adalah  pikiran,  yang
                   juga disebut Berkah dan Hening.  33
             Manusia telah senantiasa berspekulasi tentang Yang Mutlak
             ini,  namun  tak  satu  pun  dari  penjelasan  mereka  yang
             memadai.  Adalah  mustahil  untuk  menggambarkan  Tuhan
             Tertinggi ini, yang tidak “baik” atau “jahat” dan bahkan tidak



                            ~176~ (pustaka-indo)
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188