Page 188 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 188
http://pustaka-indo.blogspot.com
daripada Tuhan Alkitab. Tuhan yang tenang ini, yang tak ada
kaitannya dengan dunia yang cacat ini, lebih dekat dengan
konsep Penggerak yang Tak Digerakkan dari Aristoteles
daripada Tuhan Yahudi dari Yesus Kristus. Memang, banyak
orang di dunia Yunani-Romawi berpandangan bahwa Tuhan
biblikal adalah tuhan yang keras dan banyak kekeliruan, yang
tidak layak untuk disembah. Sekitar tahun 178, filosof Celsus
yang pagan menuduh orang Kristen telah mengadopsi
pandangan yang picik dan terbatas tentang Tuhan. Dia
merasa heran bahwa orang Kristen bahkan mengklaim
pewahyuan khusus bagi mereka: Tuhan tersedia bagi semua
umat manusia, tetapi orang Kristen bersatu dalam sebuah
kelompok kecil sembari menegaskan: “Tuhan bahkan telah
mencampakkan seluruh bumi dan langit untuk memberi
40
perhatian hanya kepada kami.” Ketika orang Kristen
diburu oleh penguasa Romawi, mereka dituduh “ateis”
karena konsepsi mereka tentang ketuhanan benar-benar
bertentangan dengan etos Romawi. Karena tidak bisa
memenuhi hak-hak para dewa tradisional, orang-orang
merasa takut bahwa kaum Kristiani akan membahayakan
negara dan menghancurkan tatanan yang rentan. Kristen
dipandang sebagai sebuah kredo barbar yang mengabaikan
capaian-capaian peradaban.
Akan tetapi, pada akhir abad kedua, beberapa orang pagan
yang betul-betul mempelajarinya mulai beralih ke agama
Kristen dan mampu mengadaptasikan Tuhan Semitik Alkitab
dengan ideal Yunani-Romawi. Salah seorang di antara
mereka adalah Clement dari Aleksandria (kl. 150-215), yang
mungkin sekali telah mempelajari filsafat di Atena sebelum
kepindahan agamanya. Clement tidak ragu-ragu bahwa
Yahweh dan Tuhan filsafat Yunani adalah satu dan sama: dia
menjuluki Plato sebagai Musa Atena. Sungguhpun demikian,
baik Yesus maupun Paulus pasti akan dibuat kaget oleh
~181~ (pustaka-indo)