Page 182 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 182

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Namun  demikian,  selama  abad  kedua  beberapa  penganut
             baru  Kristen  dari  kalangan  pagan  mencoba  mendekati
             tetangga-tetangga  mereka  yang  tidak  percaya  untuk
             memperlihatkan   bahwa     agama    mereka    bukanlah
             penyimpangan  destruktif  dari  tradisi.  Salah  seorang  dari
             apologis  ini  adalah  Justin  dari  Kaisarea  (100-165),  yang
             meninggal   sebagai   martir   demi   imannya.   Dalam
             pencariannya  yang  tak  kenal  lelah  akan  makna,  kita  dapat
             merasakan  kegelisahan  spiritual  pada  periode  itu.  Justin
             bukanlah  seorang  pemikir  besar  ataupun  brilian.  Sebelum
             beralih ke Kristen, dia telah mengikuti ajaran Stoa, seorang
             filosof  peripatetik  dan  Pythagorean,  tetapi  gagal  memahami
             apa  yang  ada  di  dalam  sistem  mereka.  Dia  tidak  memiliki
             temperamen dan kecerdasan untuk filsafat, tetapi tampaknya
             membutuhkan  lebih  dari  sekadar  penyembahan  kultus  dan
             ritual. Dia menemukan pemecahannya dalam Kristen. Dalam
             dua  apologiae  (kl.  150  dan  155)  yang  ditulisnya,  dia
             menyatakan  bahwa  Kristen  sebenarnya  mengikuti  Plato,
             yang juga berpandangan bahwa hanya ada satu Tuhan. Para
             filosof  Yunani  maupun  para  nabi  Yahudi  telah  meramalkan
             kedatangan  Yesus—sebuah  argumen  yang  akan  sangat
             berkesan  bagi  para  pagan  di  zamannya,  karena  saat  itu
             terdapat  antusiasme  baru  terhadap  ramalan-ramalan.  Dia
             juga  mengatakan  bahwa  Yesus  merupakan  inkarnasi  logos
             atau  akal  ilahi,  yang  telah  dilihat  Stoa  dalam  keteraturan
             semesta;  logos  itu  aktif  dalam  dunia  sepanjang  sejarah,
             mengilhami  orang  Yahudi  maupun  Yunani.  Akan  tetapi,  dia
             tidak menjelaskan implikasi dari sebuah ide yang agak baru:
             bagaimana mungkin seorang manusia menjadi inkarnasi dari
             logos?  Apakah  logos  itu  sama  dengan  figur-figur  biblikal
             lain, seperti Firman atau hikmat? Apa hubungannya dengan
             Tuhan Yang Esa?

             Orang  Kristen  lain  mengembangkan  teolog  yang  lebih




                            ~175~ (pustaka-indo)
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187