Page 224 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 224

http://pustaka-indo.blogspot.com
             beberapa terminologi Yunani, banyak yang merasa tidak puas
             dengan  doktrin  Trinitas.  Mungkin  istilah  itu  tidak  dapat
             sepenuhnya  diterjemahkan  ke  dalam  idiom  lain.  Setiap
             budaya  memang  mesti  menciptakan  gagasannya  sendiri
             tentang Tuhan. Jika Barat merasa asing dengan interpretasi
             Yunani  tentang  Trinitas,  mereka  harus  menciptakan  versi
             mereka sendiri.

             Teolog  latin  yang  mendefinisikan  Trinitas  bagi  gereja  latin
             adalah Agustinus. Dia juga merupakan seorang Platonis yang
             fanatik,  setia  kepada  pandangan  Plotinus  dan,  karena  itu,
             cenderung  lebih  simpatik  kepada  doktrin  Yunani  daripada
             kepada   beberapa   kolega   Baratnya.   Seperti   yang
             dijelaskannya,  kesalahpahaman  sering  diakibatkan  oleh
             terminologi semata:


                   Demi  menjelaskan  hal-hal  tak  terucapkan
                   sehingga  kita  mampu  dengan  cara  tertentu
                   mengungkapkan  apa  yang  tidak  bisa  kita
                   ungkapkan sepenuhnya dengan cara lain, kawan-
                   kawan  Yunani  kita  telah  berbicara  tentang
                   satu esensi dan tiga substansi, tetapi kawan-
                   kawan  Latin  bicara  tentang  satu  esensi  atau
                                                         27
                   substansi dan tiga oknum (personae).
             Ketika  orang  Yunani  mendekati  Tuhan  dengan  cara
             mempertimbangkan  ketiga  hypostases,  dan  menolak  untuk
             menganalisis  esensinya  yang  satu,  maka  Agustinus  dan
             orang-orang  Kristen  Barat  sesudahnya  justru  memulai
             dengan  keesaan  ilahi  dan  kemudian  berlanjut  dengan
             mendiskusikan  tiga  manifestasinya.  Orang  Kristen  Yunani
             menghormati  Agustinus,  memandangnya  sebagai  salah  satu
             Patriark gereja terkemuka, tetapi mereka tidak mempercayai
             teologi  Trinitariannya,  yang  mereka  rasa  telah  menjadikan
             Tuhan  terlalu  rasional  dan  antropomorfis.  Pendekatan
             Agustinus  tidaklah  bersifat  metafisik,  seperti  halnya  orang-



                            ~217~ (pustaka-indo)
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229