Page 237 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 237

http://pustaka-indo.blogspot.com
             tabir  pelindung  bukanlah  untuk  menjauhkan  manusia,
             melainkan  untuk  menaikkan  seluruh  orang  Kristen  dari
             persepsi indriawi dan konsep-konsep ke taraf realitas Tuhan
             yang  tak  terungkapkan  itu  sendiri.  Kerendahan  hati  yang
             telah  mengilhami  Kapadokian  untuk  mengklaim  bahwa
             semua  teologi  pastilah  mengandung  kelemahan,  bagi  Denys
             justru menjadi sebuah cara pasti untuk naik menuju Tuhan.

             Sebenarnya, Denys sama sekali tidak menyukai penggunaan
             istilah “Tuhan”—mungkin karena istilah itu telah memperoleh
             begitu  banyak  konotasi  antropomorfis  yang  tak  layak.  Dia
             lebih  suka  menggunakan  istilah  theurgy  dari  Proclus,  yang
             pada dasarnya bersifat liturgis: theurgy di dalam dunia pagan
             merupakan penyerapan mana ilahi melalui pengurbanan dan
             penyucian.  Denys  menerapkan  ini  kepada  ucapan  Tuhan
             yang,  bila  dipahami  dengan  baik,  juga  dapat  melepaskan
             energeiai  ilahi  yang  melekat  pada  simbol-simbol  yang
             diwahyukan.  Dia  sependapat  dengan  Kapadokian  bahwa
             semua kata dan konsep kita untuk Tuhan tidaklah memadai
             dan  tidak  boleh  diambil  sebagai  deskripsi  akurat  tentang
             realitas yang sebenarnya berada di luar lingkup kita. Bahkan
             kata “Tuhan” itu sendiri keliru, sebab Tuhan berada “di atas
                                                          50
             Tuhan”,  sebuah  “misteri  yang  melampaui  wujud”.   Orang
             Kristen  harus  menyadari  bahwa  Tuhan  bukanlah  Wujud
             Tertinggi,  yang  berada  pada  puncak  hierarki  di  atas  wujud-
             wujud  lain  yang  lebih  rendah.  Benda-benda  dan  manusia
             tidak  berseberangan  dengan  Tuhan  sebagai  realitas  yang
             terpisah  atau  wujud  alternatif,  yang  bisa  menjadi  objek
             pengetahuan. Tuhan bukanlah satu dari sekian hal yang ada
             dan sama sekali tidak sama dengan segala sesuatu yang ada
             dalam  pengalaman  kita.  Sebenarnya,  adalah  lebih  akurat
             untuk menyebut Tuhan sebagai “Tiada”: bahkan, tidak mesti
             menyebutnya  suatu  Trinitas  sebab  dia  “bukanlah  kesatuan
                                                             51
             maupun  trinitas  dalam  pengertian  yang  kita  ketahui”.   Dia


                            ~230~ (pustaka-indo)
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242