Page 25 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 25
http://pustaka-indo.blogspot.com
Islam tidak diperkenankan melukiskan Tuhan secara visual.
Disiplin semacam itu merupakan pengingat bahwa apa yang
kita sebut “Tuhan” berada di luar ekspresi manusia.
Ini bukan sejarah dalam pengertian biasa, sebab gagasan
tentang Tuhan tidak tumbuh dari satu titik kemudian
berkembang secara linear menuju suatu konsepsi final. Teori-
teori ilmiah mempunyai sistem kerja seperti itu, tetapi ide-ide
dalam seni dan agama tidak. Sebagaimana dalam puisi cinta,
orang berulang kali menggunakan ungkapan yang sama
tentang Tuhan. Bahkan, kita dapat menemukan kemiripan
telak dalam gagasan tentang Tuhan di kalangan orang
Yahudi, Kristen, dan Islam. Meskipun orang Yahudi maupun
Islam memandang doktrin Trinitas dan Inkarnasi sebagai
suatu kekeliruan, mereka juga mempunyai teologi-teologi
kontroversial versi mereka sendiri. Setiap ekspresi yang amat
bervariasi tentang tema-tema universal ini memperlihatkan
kecerdasan dan kreativitas imajinasi manusia ketika mencoba
mengekspresikan pemahamannya tentang “Tuhan”.
Karena ini merupakan sebuah subjek yang luas, saya sengaja
membatasi diri hanya mengkaji tentang Tuhan Yang Esa
yang disembah oleh umat Yahudi, Kristen, dan Islam meski
terkadang saya juga menyinggung konsepsi kaum pagan,
hindu, dan Buddha tentang realitas tertinggi untuk
memperjelas suatu pandangan monoteistik. Tampaknya, ide
tentang Tuhan dalam ajaran agama-agama yang berkembang
secara sendiri-sendiri tetap memiliki banyak keserupaan.
Apa pun kesimpulan yang kita capai tentang realitas Tuhan,
sejarah gagasan ini dapat mengatakan kepada kita sesuatu
yang penting mengenai pikiran manusia dan inti aspirasi kita.
Di tengah kecenderungan sekular di kalangan masyarakat
Barat, ide tentang Tuhan masih mempengaruhi kehidupan
jutaan orang; tetapi pertanyaannya adalah, “Tuhan” menurut
~18~ (pustaka-indo)