Page 273 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 273

http://pustaka-indo.blogspot.com
             tampaknya  Muhammad  tidak  menekankan  kandungan
             monoteistik  dari  risalahnya,  dan  orang-orang  mungkin
             membayangkan  bahwa  mereka  dapat  terus  menyembah
             dewa Arab tradisional selain Allah, sebagaimana yang biasa
             mereka lakukan. Namun, tatkala kultus-kultus kuno ini mulai
             dicela sebagai pemberhalaan, Muhammad kehilangan banyak
             pengikutnya  dan  Islam  kemudian  menjadi  keyakinan
             minoritas yang dianggap rendah dan dibenci.

             Kita  telah  melihat  bahwa  kepercayaan  kepada  hanya  satu
             Tuhan  menuntut  perubahan  kesadaran  yang  menyakitkan.
             Seperti  halnya  orang-orang  Kristen  awal,  kaum  Muslim
             generasi  pertama  dituduh  sebagai  penganut  “ateisme”  yang
             membahayakan masyarakat. Di Makkah, di mana peradaban
             kota  masih  baru  dan  tentunya  tampak  sebagai  keberhasilan
             yang  rentan  bagi  kaum  Quraisy  yang  amat  bangga  akan
             kecukupan  dirinya,  banyak  yang  merasakan  ketakutan  dan
             kegelisahan  yang  sama  seperti  dirasakan  penduduk  Roma
             yang  pada  awalnya  menolak  Kristen.  Kaum  Quraisy
             tampaknya merasa keterputusan dengan dewa-dewa leluhur
             mereka  sebagai  ancaman  besar,  dan  tak  lama  kemudian
             nyawa Muhammad sendiri pun terancam. Para sarjana Barat
             biasanya  menghubungkan  keterputusan  yang  dialami  kaum
             Quraisy  ini  dengan  peristiwa  fiktif  Ayat-Ayat  Setan,  yang
             menjadi terkenal sejak kasus tragis Salman Rushdie.

             Ada  tiga  sesembahan  Arab  kuno  yang  secara  khusus
             disenangi  oleh  orang-orang  Arab  hijaz,  yaitu  Allat  (yang
             secara  sederhana  berarti  “Dewi”)  dan  Al-Uzza  (Yang
             Perkasa),  masing-masing  memiliki  kuil  suci  di  Thaif  dan
             Nakhlah,  sebelah  tenggara  Makkah,  dan  Manat  (Sang
             Penentu),  yang  kuil  sucinya  bertempat  di  Qudaid,  di  pesisir
             Laut   Merah.    Sesembahan    ini   tidak   sepenuhnya
             dipersonalisasikan seperti Juno atau Pallas Athene. Mereka




                            ~266~ (pustaka-indo)
   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278