Page 275 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 275
http://pustaka-indo.blogspot.com
Allah tetapi merupakan wujud spiritual lebih rendah yang bisa
memohon kepada Allah, atas nama manusia. Akan tetapi,
Al-Thabari kemudian berkata bahwa Jibril memperingatkan
kepada Muhammad bahwa bait-bait tersebut berasal dari
setan dan harus dikeluarkan dari Al-Quran untuk digantikan
oleh ayat-ayat berikut ini yang menyatakan bahwa banat
Allah hanyalah proyeksi dan isapan jempol imajinasi:
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang
musyrik) menganggap Al-Lata dan Al-Uzza, dan
Manah yang ketiga, yang paling terkemudian
(sebagai anak perempuan Allah) .…
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu
dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah
tidak menurunkan satu keterangan pun untuk
(menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah
mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang
diingini oleh hawa nafsu mereka, dan
sesungguhnya telah datang petunjuk kepada
mereka dari Tuhan mereka. 21
Ini adalah ayat-ayat yang paling radikal di antara semua ayat
Al-Quran yang mencela dewa-dewa pagan leluhur kaum
Quraisy. Setelah ayat ini dicantumkan di dalam Al-Quran
maka tak ada lagi kesempatan rekonsiliasi dengan kaum
Quraisy. Mulai saat ini, Muhammad menjadi seorang
monoteis yang keras, dan syirk (secara harfiah berarti
menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain) menjadi dosa
paling besar dalam pandangan Islam.
Muhammad tidak memberi konsesi apa pun terhadap
politeisme dalam peristiwa Ayat-Ayat Setan—kalaupun
peristiwa ini memang pernah terjadi. Juga tidak tepat untuk
membayangkan bahwa keterlibatan “setan” itu membuat Al-
Quran untuk sesaat telah dinodai oleh kejahatan: di dalam
~268~ (pustaka-indo)