Page 280 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 280

http://pustaka-indo.blogspot.com
             seperti  ini  hanya  meminjam  keberadaan  dan  sifat  tersebut
             dari  wujud  esensial  ini.  Mengucapkan  penegasan  ini
             menuntut  kaum  Muslim  untuk  mengintegrasikan  kehidupan
             mereka dengan menjadikan Allah sebagai fokus dan prioritas
             tunggal  mereka.  Penegasan  tentang  keesaan  Allah  bukan
             sekadar  penyangkalan  atas  kelayakan  dewa-dewa,  seperti
             banat Allah untuk disembah.

             Mengatakan  bahwa  Allah  itu  satu  bukan  sekadar  sebuah
             definisi  numerik,  melainkan  seruan  untuk  menjadikan
             keesaan itu sebagai faktor pengendali kehidupan individu dan
             masyarakat. Keesaan Tuhan dapat terpantul dalam diri yang
             benar-benar  terintegrasi.  Akan  tetapi,  keesaan  ilahi  juga
             menuntut  kaum  Muslim  untuk  menghargai  aspirasi
             keagamaan lain. Karena hanya ada satu Tuhan, maka semua
             agama  wahyu  pasti  berasal  darinya.  Kepercayaan  pada
             Realitas  tunggal  dan  tertinggi  bisa  dikondisikan  secara
             kultural  dan  diungkapkan  oleh  masyarakat  yang  berbeda
             dengan  cara-cara  yang  berbeda,  tetapi  fokus  semua
             peribadatan  sejati  harus  diinspirasikan  oleh,  dan  diarahkan
             kepada,  wujud  yang  oleh  orang-orang  Arab  selalu  disebut
             Allah. Salah satu nama Tuhan yang disebutkan di dalam Al-
             Quran  adalah  Al-Nur,  cahaya.  Dalam  ayat-ayat  yang
             terkenal  ini,  Tuhan  adalah  sumber  semua  pengetahuan  dan
             sarana  yang  melaluinya  manusia  dapat  menangkap  kilasan
             tentang yang transenden:

                   Allah  (Pemberi)  cahaya  (kepada)  langit  dan
                   bumi.   Perumpamaan    cahaya   Allah,   adalah
                   seperti [ka], sebuah lubang yang tak tembus,
                   yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu
                   di  dalam  kaca  (dan)  kaca  itu  seakan-akan
                   bintang  (yang  bercahaya)  seperti  mutiara,
                   yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
                   banyak  berkahnya,  (yaitu)  pohon  zaitun  yang



                            ~273~ (pustaka-indo)
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285