Page 31 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 31

http://pustaka-indo.blogspot.com
             laut,  dan  bintang-bintang  tetapi  memiliki  karakteristik
             manusia, mereka sebenarnya sedang mengekspresikan rasa
             kedekatan  dengan  yang  gaib  itu  dan  dengan  dunia  di
             sekeliling mereka.

             Rudolf Otto, ahli sejarah agama berkebangsaan Jerman yang
             menulis  buku  penting  The  Idea  of  the  Holy  pada  1917,
             percaya  bahwa  rasa  tentang  gaib  ini  (numinous)  adalah
             dasar  dari  agama.  Perasaan  itu  mendahului  setiap  hasrat
             untuk menjelaskan asal usul dunia atau menemukan landasan
             bagi perilaku beretika. Kekuatan gaib dirasakan oleh manusia
             dalam    cara    yang    berbeda-beda—terkadang     ia
             menginspirasikan  kegirangan  liar  dan  memabukkan;
             terkadang ketenteraman mendalam, terkadang orang merasa
             kecut,  kagum,  dan  hina  di  hadapan  kehadiran  kekuatan
             misterius  yang  melekat  dalam  setiap  aspek  kehidupan.
             Ketika  manusia  mulai  membentuk  mitos  dan  menyembah
             dewa-dewa, mereka tidak sedang mencari penafsiran harfiah
             atas fenomena alam. Kisah-kisah simbolik, lukisan dan ukiran
             di  gua  adalah  usaha  untuk  mengungkapkan  kekaguman
             mereka  dan  untuk  menghubungkan  misteri  yang  luas  ini
             dengan  kehidupan  mereka  sendiri;  bahkan  sebenarnya para
             sastrawan, seniman, dan pemusik pada masa sekarang juga
             sering  dipengaruhi  oleh  perasaan  yang  sama.  Pada  periode
             Paleolitik,  misalnya,  ketika  pertanian  mulai  berkembang,
             kultus Dewi Ibu mengungkapkan perasaan bahwa kesuburan
             yang mentransformasi kehidupan manusia sebenarnya adalah
             sakral.  Para  seniman  memahat  patung-patung  yang
             melukiskannya  sebagai  seorang  perempuan  hamil  telanjang
             yang  banyak  ditemukan  oleh  para  arkeolog  tersebar  di
             seluruh Eropa, Timur Tengah, dan India. Dewi Ibu itu tetap
             penting  secara  imajinatif  selama  berabad-abad.  Seperti
             Tuhan langit yang lama, dia kemudian masuk ke dalam kuil-
             kuil  yang  lama  dan  menempati  posisi  sejajar  dengan dewa-




                            ~24~ (pustaka-indo)
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36