Page 34 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 34

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Akhirnya,  sekitar  500  tahun  kemudian,  orang  Asyur
             bermukim  di  Asyur  yang  tak  jauh  dari  situ  lalu  menguasai
             Babilonia pada abad kedelapan SM. Tradisi Babilonia ini juga
             mempengaruhi  mitologi  dan  agama  Kanaan,  yang  akan
             menjadi  Tanah  yang  Dijanjikan  bagi  orang  Israel  kuno.
             Sebagaimana  masyarakat  di  dunia  kuno  lainnya,  orang
             Babilonia menisbahkan prestasi kebudayaan mereka kepada
             dewa-dewa  yang  telah  mewahyukan  gaya  hidup  mereka
             sendiri kepada nenek moyang mitikal masyarakat Babilonia.
             Dengan  demikian,  Babilonia  dianggap  sebagai  gambaran
             surga,  setiap  candinya  adalah  replika  kerajaan  langit.
             Keterkaitan  dengan  alam  suci  ini  dirayakan  setiap  tahun
             dalam Festival Tahun Baru yang meriah, yang telah secara
             kukuh  dikembangkan  pada  abad  ketujuh  SM.  Dirayakan  di
             kota  suci  Babilonia  selama  bulan  Nisan—atau  April—
             Festival  itu  secara  khidmat  memahkotai  raja  dan
             menahbiskan kekuasaannya untuk tahun berikutnya. Namun,
             stabilitas  politik  ini  hanya  bisa  bertahan  selama  ia
             berpartisipasi di dalam pemerintahan dewa-dewa yang lebih
             abadi  dan  efektif,  yang  telah  mengenyahkan  kekacauan
             primordial  ketika  dunia  pertama  kali  diciptakan.  Dengan
             demikian,  Festival  sebelas  hari  suci  itu  mengantarkan  para
             partisipan dari zaman yang profan ke alam para dewa yang
             sakral  dan  abadi  melalui  tindakan  ritual.  Seekor  domba
             disembelih untuk meninggalkan tahun yang lama; penghinaan
             publik  terhadap  raja  dan  pemahkotaan  raja  yang  zalim
             sebagai  pengganti  membangkitkan  kembali  kekacauan  asal;
             pemberontakan  menghidupkan  kembali  pertarungan  dewa-
             dewa melawan kekuatan perusak.

             Dengan  demikian,  perbuatan-perbuatan  simbolik  memiliki
             nilai  sakramental;  tindakan  itu  membuat  orang  Babilonia
             mampu  menenggelamkan  diri  ke  dalam  kekuatan  suci  atau
             mana  yang  menjadi  tempat  bergantung  peradaban  besar




                            ~27~ (pustaka-indo)
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39