Page 35 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 35

http://pustaka-indo.blogspot.com
             mereka. Kebudayaan dirasakan sebagai sebuah pencapaian
             yang rentan, yang selalu bisa menjadi korban kekuatan yang
             mengacaukan dan memecah belah. Pada senja hari keempat
             Festival  itu,  para  pendeta  dan  penyanyi  paduan  suara
             memenuhi bait suci untuk menyenandungkan Enuma  Elish,
             puisi  epik  yang  merayakan  kemenangan  para  dewa  atas
             kejahatan. Kisah ini bukanlah peristiwa faktual tentang asal
             usul fisik kehidupan di bumi, melainkan suatu upaya simbolik
             yang  hati-hati  untuk  mengungkap  sebuah  misteri  besar  dan
             membebaskan kekuatan sucinya. Pengisahan harfiah tentang
             penciptaan adalah mustahil, sebab tidak ada orang yang hadir
             pada  saat  peristiwa-peristiwa  yang  tak  terbayangkan  itu
             terjadi:  mitos  dan  simbol  dengan  demikian  merupakan  satu-
             satunya cara yang sesuai untuk menjelaskannya. Pandangan
             sekilas  atas  Enuma  Elish  memberi  kita  wawasan  tentang
             spiritualitas  yang  melahirkan  konsep  kita  tentang  Tuhan
             Pencipta  berabad-abad  kemudian.  Meskipun  kisah  biblikal
             dan Qurani tentang penciptaan akan mengambil bentuk yang
             sama  sekali  berbeda,  mitos-mitos  aneh  ini  tidak  pernah
             benar-benar  hilang,  tetapi  akan  kembali  masuk  ke  dalam
             sejarah Tuhan di kemudian hari, dikemas dalam sebuah idiom
             monoteistik.
             Kisah  dimulai  dengan  penciptaan  dewa-dewa  itu  sendiri,
             sebuah tema yang—sebagaimana akan kita saksikan nanti—
             menjadi begitu penting dalam mistisisme Yahudi dan Muslim.
             Pada mulanya, seperti dituturkan dalam Enuma Elish, dewa-
             dewa muncul berpasangan dari sebuah substansi berair yang
             tidak  berbentuk—sebuah  substansi  yang  dengan  sendirinya
             suci.  Dalam  mitos  Babilonia—seperti  yang  kemudian
             tercantum dalam Alkitab—tak ada penciptaan yang bermula
             dari  ketiadaan,  itu  sebuah  gagasan  yang  asing  bagi  dunia
             kuno.  Sebelum  dewa-dewa  maupun  manusia  ada,  bahan
             mentah  yang  suci  ini  telah  ada  secara  abadi.  Ketika  orang




                            ~28~ (pustaka-indo)
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40