Page 37 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 37

http://pustaka-indo.blogspot.com
             diidentifikasi dengan horizon langit dan laut. Setelah itu, Anu
             (langit) dan Ea (bumi) tiba dan menyempurnakan proses itu.
             Alam  suci  mempunyai  langit,  sungai-sungai,  dan  bumi  yang
             berbeda  dan  terpisah  satu  sama  lain.  Namun,  penciptaan
             baru saja dimulai; kekuatan jahat dan pemecah belah hanya
             bisa  dikalahkan  melalui  perjuangan  sengit  dan  tanpa  henti.
             Dewa-dewa yang lebih muda dan dinamis bangkit melawan
             tetua mereka, tetapi meskipun Ea mampu mengalahkan Apsu
             dan  Mummu,  dia  tak  berdaya  menghadapi  Tiamat,  yang
             menghasilkan serombongan monster beraneka ragam bentuk
             untuk  berperang  atas  namanya.  Untungnya  Ea  punya  anak
             kandung yang luar biasa: Marduk, Dewa Matahari, spesimen
             keturunan  dewa  yang  paling  sempurna.  Dalam  sebuah
             pertemuan  Majelis  Agung  para  dewa,  Marduk  berjanji
             memerangi  Tiamat  dengan  syarat  bahwa  dialah  yang  nanti
             menjadi  penguasa  mereka.  Akan  tetapi,  dia  baru  berhasil
             membunuh  Tiamat  dengan  bersusah  payah  dan  setelah
             melewati  pertarungan  yang  lama  dan  berbahaya.  Dalam
             mitos  ini,  kreativitas  adalah  sebuah  pertarungan,  diraih
             dengan  susah  payah  setelah  menempuh  berbagai  macam
             rintangan.

             Bagaimanapun,    pada    akhirnya,   Marduk    berhasil
             mengangkangi mayat Tiamat yang raksasa dan memutuskan
             untuk menciptakan sebuah dunia baru; dia membelah tubuh
             Tiamat menjadi dua untuk membentuk lengkungan langit dan
             bumi  manusia;  kemudian  dia  merancang  undang-undang
             yang  akan  menjaga  agar  segala  sesuatu  tetap  berada  pada
             posisinya  yang  telah  ditentukan.  Ketertiban  mesti  dicapai,
             tetapi  kemenangan  belum  lagi  sempurna.  Kemenangan  itu
             mesti dimantapkan kembali, melalui liturgi khusus, tahun demi
             tahun.  Kemudian,  para  dewa  berkumpul  di  Babilonia, pusat
             bumi  baru,  dan  mendirikan  sebuah  kuil  tempat  ritus-ritus
             langit diselenggarakan. Hasilnya adalah ziggurat besar untuk




                            ~30~ (pustaka-indo)
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42