Page 317 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 317
http://pustaka-indo.blogspot.com
menyembah Tuhan yang lama-kelamaan dipandang sebagai
milik tunggal kaum Muslim. Sungguhpun demikian, kajian
atas Al-Quran telah menyingkapkan bahwa Muhammad
sendiri telah memiliki visi universal dan pernah mengajarkan
bahwa semua agama yang benar sesungguhnya berasal dari
Tuhan. Para faylasuf tidak merasa ada keharusan untuk
menyingkirkan Al-Quran. Mereka justru berupaya
memperlihatkan hubungan antara agama dan filsafat:
keduanya merupakan jalan yang sah untuk menuju Tuhan,
sesuai dengan kebutuhan setiap individu. Mereka tidak
menjumpai adanya pertentangan fundamental antara wahyu
dan sains, rasionalisme dan iman. Mereka mengembangkan
apa yang disebut sebagai filsafat profetik. Mereka ingin
menemukan inti kebenaran yang bersemayam di hati semua
agama historis yang beraneka ragam, yang sejak fajar
sejarah telah berupaya untuk mendefinisikan realitas Tuhan
yang sama.
Falsafah diilhami oleh perjumpaan dengan sains dan
metafisika Yunani, namun tidak sepenuhnya bergantung
kepada Helenisme. Di wilayah-wilayah koloni Timur Tengah
mereka, orang Yunani cenderung mengikuti kurikulum
standar sehingga walaupun terdapat perbedaan penekanan
dalam filsafat Helenistik, setiap siswa dianjurkan membaca
seperangkat naskah dalam urutan yang sudah ditentukan.
Hal ini menghasilkan sejenis kesatuan dan koherensi. Akan
tetapi, para faylasuf tidak menaati kurikulum ini, tetapi
membaca naskah apa saja yang tersedia bagi mereka. Ini tak
pelak lagi membukakan perspektif baru. Di samping
pandangan keislaman dan kearaban mereka yang khas,
pemikiran mereka juga diwarnai oleh pengaruh
Persia,Hhindu, dan Gnostik.
Yaqub ibn Ishaq Al-Kindi (w. kl. 870), Muslim pertama yang
~310~ (pustaka-indo)