Page 325 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 325

http://pustaka-indo.blogspot.com
             pengetahuan ilahi yang mencerahkan. ‘Ilm ini tidak sekadar
             berupa  informasi  rahasia,  tetapi  juga  merupakan  sarana
             pengubahan  batin.  Di  bawah  bimbingan  da’inya  (pengarah
             spiritual),  seorang  murid  akan  diangkat  dari  kemalasan  dan
             ketidakpekaan melalui penampakan yang jelas. Perubahan ini
             memampukannya  memahami  tafsiran  esoterik  terhadap  Al-
             Quran. Pengalaman primal ini merupakan tindak penyadaran,
             seperti yang akan kita lihat dalam puisi berikut karya Nasiri
             Al-Khusraw,  seorang  filosof  Ismaili  abad  kesepuluh,  yang
             menguraikan tentang penampakannya atas sang Imam yang
             lantas mengubah hidupnya:


                   Pernahkah kau dengar, laut yang mengalir dari
                   api?
                   Pernahkah kau lihat, serigala menjadi singa?
                   Mentari bisa membuat kerikil, yang bahkan
                   tangan alam pun
                   tak pernah mampu, berubah menjadi permata,
                   Akulah batu berharga itu, Matahariku adalah
                   dia
                   yang dengan sinarnya dunia yang gulita
                   menjadi penuh cahaya.
                   Dalam kecemburuan aku tak dapat menyebut nama
                   [sang Imam]
                   di dalam syair ini, tapi hanya bisa
                   mengatakan bahwa demi dia
                   Plato pun bersedia menjadi budak.
                   Dia adalah guru, penyembuh jiwa, pilihan
                   Tuhan,
                   citra kebijaksanaan, mata air pengetahuan dan
                   kebenaran.
                   Wahai Wajah Pengetahuan, Bentuk Kebaikan,
                   Hati Kebijaksanaan, Tujuan Manusia,
                   Wahai Sang Kebanggaan, aku berdiri di
                   hadapanmu,
                   pucat, kurus, terbungkus jubah wol,
                   dan mencium tanganmu, seakan-akan itu adalah
                                                       3
                   makam nabi atau batu hitam Ka‘bah.


                            ~318~ (pustaka-indo)
   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330