Page 330 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 330
http://pustaka-indo.blogspot.com
Persaudaraan Suci, sebuah kelompok esoterik yang
berkembang di Basrah selama abad kejayaan Syiah. Ikhwan
mungkin merupakan anak cabang Ismailiyah. Sebagaimana
kaum Ismaili, mereka mengabdikan diri pada pengembangan
ilmu pengetahuan, khususnya matematika dan astrologi, dan
juga pada aksi politik. Seperti kaum Ismaili, Ikhwan juga
mencari makna batin yang tersembunyi dalam kehidupan.
Surat-surat (rasail) mereka, yang telah menjadi ensiklopedi
ilmu filsafat, sangat terkenal dan tersebar luas hingga ke
Spanyol yang jauh di sebelah barat. Ikhwan juga memadukan
sains dan mistisisme. Matematika dipandang sebagai
pengantar ke filsafat dan psikologi. Sejumlah bilangan
mengungkapkan berbagai kualitas yang inheren di dalam jiwa
dan merupakan metode konsentrasi yang membuat seorang
ahli mampu menyadari sistem kerja pikirannya. Sebagaimana
St. Agustinus yang memandang pengenalan diri sangat
diperlukan bagi pengenalan Tuhan, pemahaman diri yang
mendalam juga menjadi inti mistisisme Islam. Kaum Sufi, ahli
mistik Sunni yang dengannya kaum Syiah Ismailiyah merasa
memiliki kaitan erat, memiliki sebuah aksioma: “Siapa yang
mengenal dirinya pasti akan mengenal Tuhannya.” Aksioma
6
ini tertulis dalam surat pertama Ikhwan Al-Shafa. Ketika
mereka berkontemplasi tentang bilangan-bilangan jiwa,
mereka terbawa kembali kepada Yang Esa, hakikat diri
manusia di pusat kedalaman jiwa. Ikhwan juga sangat dekat
dengan para faylasuf. Seperti halnya kaum rasionalis Muslim,
mereka menekankan ketunggalan kebenaran, yang harus
dicari di mana saja. Seorang pencari tidak boleh “menolak
ilmu apa pun, mencela kitab apa pun, bergantung secara
7
fanatik pada satu keyakinan apa pun”. Mereka
mengembangkan konsepsi ketuhanan Neoplatonis, yakni
konsep Plotinus tentang Yang Esa yang tak dapat dijangkau
oleh pemahaman manusia. Seperti para faylasuf, mereka
lebih menyepakati doktrin emanasi Platonis daripada doktrin
~323~ (pustaka-indo)