Page 327 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 327

http://pustaka-indo.blogspot.com
             dunia  ini  (getik)  diduplikasikan  di  alam  langit  yang  akan
             memberinya realitas sejati dan makna abadi.

             Arketipe langit ini dirasakan kesejatiannya dalam cara yang
             sama,  seperti  peristiwa  dan  bentuk-bentuk  yang  menghuni
             imajinasi kita yang sering dirasakan lebih real dan signifikan
             dibandingkan  dengan  eksistensi  duniawi  kita.  Ini  dapat
             dipandang  sebagai  upaya  untuk  menjelaskan  pendirian  kita
             bahwa  kehidupan  kita  dan  dunia  yang  kita  alami  memiliki
             makna  dan  nilai  penting,  meskipun  ada  bukti  menyedihkan
             yang  menunjukkan  kebalikannya.  Pada  abad  kesepuluh,
             kaum Ismaili menghidupkan kembali mitologi ini—yang telah
             ditinggalkan oleh kaum Muslim Persia ketika mereka masuk
             Islam,  namun  tetap  menjadi  bagian  dari  warisan  kultural
             mereka—dan  menggabungkannya  secara  imajinatif  dengan
             doktrin  emanasi  Platonis.  Al-Farabi  telah  mengemukakan
             adanya sepuluh emanasi antara Tuhan dan alam materi yang
             mendiami  bidang-bidang  Ptolemis.  Kini,  kaum  Ismaili
             menjadikan Nabi dan para imam sebagai “jiwa” dari skema
             langit ini. Pada bidang “profetik” tertinggi dari langit Pertama
             adalah Muhammad; pada langit Kedua Ali, dan ketujuh imam
             masing-masing  mendiami  bidang-bidang  berikutnya  dalam
             urutan  yang  teratur.  Akhirnya,  di  bidang  yang  terdekat
             dengan alam materi terdapat putri Muhammad, Fatimah, istri
             Ali  yang  telah  memungkinkan  adanya  garis  suci  ini.  Oleh
             karena itu, Fatimah adalah Ibu Islam dan bersesuaian dengan
             Sophia,  hikmat  ilahi.  Citra  pendewaan  para  imam  ini
             mencerminkan  tafsiran  kaum  Ismaili  tentang  makna  sejati
             sejarah  Syiah  yang  bukan  merupakan  serentetan  peristiwa
             duniawi  eksternal—banyak  di  antaranya  berupa  tragedi.
             Kehidupan duniawi manusia-manusia terkemuka ini berkaitan
             dengan kejadian-kejadian di alam menok, tatanan arketipal. 4


             Kita  tidak  boleh  tergesa-gesa  mencela  gagasan  ini  sebagai



                            ~320~ (pustaka-indo)
   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332