Page 347 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 347
http://pustaka-indo.blogspot.com
[28]: 88) …. Bahkan, segala sesuatu selain
dia adalah murni non-wujud dan, dilihat dari
sudut pandang wujud yang diterimanya dari
Akal Pertama [da-lam skema Platonis], tidak
memiliki wujud dengan sendirinya melainkan
bergantung pada wajah Penciptanya, sehingga
satu-satunya yang ada hanyalah Wajah Tuhan. 15
Tuhan bukanlah Wujud objektif eksternal yang eksistensinya
dapat dibuktikan secara rasional, melainkan adalah realitas
yang menyelimuti semua dan merupakan eksistensi tertinggi
yang tidak bisa dipersepsikan seperti kita mempersepsikan
wujud-wujud yang bergantung kepadanya dan menjadi
bagian dari eksistensinya yang wajib: kita harus
mengembangkan cara melihat yang khusus.
Al-Ghazali akhirnya kembali kepada tugas mengajarnya di
Bagdad, tetapi tak pernah surut dalam keyakinannya bahwa
adalah mustahil membuktikan keberadaan Tuhan dengan
logika dan bukti rasional. Dalam risalah biografisnya Al-
Munqidz min Al-Dhalal (Pembebas dari Kesesatan),
dengan bersemangat dikemukakannya bahwa baik falsafah
maupun kalam tidak bisa memuaskan seseorang yang tengah
berada dalam bahaya hilangnya keimanan. Dia sendiri
pernah jatuh ke dalam jurang skeptisisme (safsafah) ketika
disadarinya bahwa sama sekali tak mungkin untuk
membuktikan eksistensi Tuhan secara rasional. Realitas yang
kita sebut “Tuhan” berada di luar persepsi indra dan
pemikiran logis sehingga sains dan metafisika tidak bisa
membuktikan maupun menolak bukti wujud Allah. Bagi
mereka yang tidak dikaruniai bakat mistikal atau kenabian
khusus, Al-Ghazali telah merancang suatu disiplin yang
memampukan seorang Muslim menumbuhkan kesadaran
tentang realitas Tuhan dalam setiap perincian kehidupan
sehari-hari. Al-Ghazali telah membuat kesan yang tak
terhapuskan di dalam Islam. Takkan pernah lagi kaum
~340~ (pustaka-indo)