Page 356 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 356
http://pustaka-indo.blogspot.com
pernyataan positif tentang Tuhan. Ketika kita berkata bahwa
Tuhan “tidak lemah” (sebagai pengganti menyatakan bahwa
dia perkasa), secara logis berarti bahwa Tuhan pasti mampu
untuk bertindak. Karena Tuhan “bukan tidak sempurna”,
tindakannya pasti juga sempurna. Tatkala kita mengatakan
Tuhan “tidak bodoh” (artinya dia mahabijaksana), kita dapat
mendeduksikan bahwa dia mengetahui dan bijak secara
sempurna. Deduksi semacam ini hanya dapat dilakukan
sejauh menyangkut aktivitas Tuhan dan tidak tentang
esensinya yang tetap berada di luar jangkauan akal kita.
Ketika dihadapkan pada pilihan antara Tuhan Alkitab dan
Tuhan para filosof, Maimonides selalu memilih yang pertama.
Meskipun doktrin creatio ex nihilo secara filosofis tidak
ortodoks, Maimonides menganut doktrin biblikal tradisional
dan meninggalkan gagasan filosofis tentang emanasi. Seperti
yang dikemukakannya, creatio ex nihilo maupun emanasi
tidak bisa dibuktikan secara definitif oleh akal semata. Dia
juga memandang kenabian lebih tinggi daripada filsafat. Baik
nabi maupun filosof berbicara tentang Tuhan yang sama,
tetapi nabi pastilah lebih unggul secara imajinatif maupun
intelektual. Nabi memiliki pengetahuan intuitif langsung
tentang Tuhan yang lebih tinggi daripada pengetahuan yang
diperoleh lewat penalaran diskursif. Maimonides tampaknya
juga merupakan seorang mistikus. Dia bicara tentang
kemabukan menggetarkan yang menyertai pengalaman
intuitif tentang Tuhan, sebuah emosi yang “diakibatkan oleh
20
penyempurnaan daya imajinatif”. Meskipun sangat
menekankan rasionalitas, Maimonides menyatakan bahwa
pengetahuan tertinggi tentang Tuhan lebih banyak berasal
dari imajinasi bukan dari akal semata.
Gagasan-gagasan Maimonides menyebar luas di kalangan
orang Yahudi di Prancis Selatan dan Spanyol sehingga pada
~349~ (pustaka-indo)