Page 367 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 367

http://pustaka-indo.blogspot.com
             “kepercayaan” seperti sekarang, tetapi berarti sikap amanah
             dan  setia.  Penting  untuk  dicatat  bahwa  bahkan  dalam
             gelombang  pertama  rasionalisme  Barat,  pengalaman
             keagamaan  tentang  Tuhan  tetap  lebih  utama,  mendahului
             penjelasan atau pemahaman logis.

             Meskipun demikian, seperti halnya para faylasuf Muslim dan
             Yahudi,  Anselm  percaya  bahwa  eksistensi  Tuhan  dapat
             dipertahankan secara rasional, dan dia mengemukakan dalil-
             dalilnya  sendiri,  yang  bisa  disebut  sebagai  argumen
             “ontologis”. Anselm mendefinisikan Tuhan sebagai “sesuatu
             yang  tak  terpikirkan  ada  hal  lain  yang  melebihi
             keagungannya” (aliquid quo nihil maius cogitari possit). 30
             Karena  menyiratkan  bahwa  Tuhan  bisa  menjadi  objek
             pikiran,  definisi  ini  berimplikasi  bahwa  Tuhan  bisa
             dikonsepsikan  dan  dipahami  oleh  pikiran  manusia.  Anselm
             berpendapat  bahwa  Sesuatu  ini  pasti  ada.  Karena
             bereksistensi  lebih  “sempurna”  atau  lengkap  daripada  non-
             eksistensi, wujud sempurna yang kita bayangkan ini haruslah
             bereksistensi,  kalau  tidak  dia  akan  menjadi  tidak  sempurna.
             Dalil  yang  disodorkan  Anselm  dapat  dikatakan  cerdas  dan
             efektif di dunia yang didominasi oleh pemikiran Platonis, yang
             meyakini  bahwa  ide-ide  merujuk  kepada  arketipe  abadi.
             Namun,  dalil  itu  kelihatannya  tidak  dapat  meyakinkan
             seorang  skeptik  zaman  sekarang.  Seperti  yang  ditegaskan
             oleh  teolog  Inggris  John  Macquarrie,  Anda  bisa  saja
             membayangkan  memiliki  uang  100  dolar,  tetapi  sayangnya
             bayangan  itu  tidak  akan  membuat  uang  tersebut  menjadi
             sebuah realitas di dalam saku Anda. 31

             Oleh karena itu, Tuhan Anselm adalah Wujud, bukan Tiada
             yang  telah  digambarkan  oleh  Denys  dan  Erigena.  Anselm
             bermaksud  untuk  bicara  tentang  Tuhan  dalam  terma  yang
             jauh lebih positif dibanding para faylasuf terdahulu. Dia tidak



                            ~360~ (pustaka-indo)
   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371   372