Page 371 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 371

http://pustaka-indo.blogspot.com
             bukan  emosionalisme  “cinta”  yang  mengekang  akal  dengan
             ketat  dan  menghapuskan  kasih  sayang  yang  semestinya
             menjadi ciri agama Tuhan.

             Beberapa pemikir lain telah memberi konstribusi yang lestari
             bagi Kristen Barat, seperti Thomas Aquinas (1225-74) yang
             mengupayakan  sintesis  filsafat  Yunani  dan  Agustinus.
             Selama  abad  kedua  belas,  para  sarjana  Eropa  berbondong-
             bondong ke Spanyol untuk mempelajari khazanah ilmu kaum
             Muslim.  Dengan  bantuan  kaum  intelektual  Muslim  dan
             Yahudi,  mereka  melakukan  proyek  penerjemahan  besar-
             besaran untuk memboyong kekayaan intelektual ini ke Barat.
             Terjemahan  berbahasa  Arab  atas  filsafat  Plato,  Aristoteles,
             dan  filosof-filosof  kuno  lainnya  kini  diterjemahkan  lagi  ke
             dalam bahasa latin dan untuk pertama kalinya tersedia bagi
             masyarakat  Eropa  Utara.  Para  penerjemah  itu  juga
             menggarap  karya  terbaru  sarjana  Muslim,  termasuk  karya
             Ibn Rusyd serta penemuan para ilmuwan dan ahli kedokteran
             Arab.  Pada  saat  yang  sama  ketika  sebagian  orang  Kristen
             Eropa berjuang menghancurkan Islam di Timur Dekat, kaum
             Muslim  Spanyol  sedang  membantu  Barat  membangun
             peradaban mereka sendiri. Summa Theologiae dari Thomas
             Aquinas  merupakan  upaya  untuk  mengintegrasikan  filsafat
             baru itu dengan tradisi Kristen Barat. Aquinas secara khusus
             terkesan pada penjelasan Ibn Rusyd atas Aristoteles. Akan
             tetapi,  berbeda  dengan  Anselm  dan  Abelard,  dia  tidak
             percaya  bahwa  misteri  semacam  Trinitas  dapat  dibuktikan
             oleh  akal  dan  membedakan  secara  cermat  antara  realitas
             Tuhan  yang  tak  terucapkan  dengan  doktrin-doktrin  manusia
             mengenainya. Dia sependapat dengan Denys bahwa hakikat
             sejati  Tuhan  tidak  bisa  dijangkau  oleh  pikiran  manusia:
             “Dengan  demikian,  batas  akhir  dari  semua  yang  dapat
             diketahui  oleh  manusia  tentang  Tuhan  adalah  mengetahui
             bahwa  dia  tidak  mengetahui  Tuhan,  karena  manusia  tahu




                            ~364~ (pustaka-indo)
   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376