Page 386 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 386

http://pustaka-indo.blogspot.com
             seorang  Mesiah”  yang  terangkat  hingga  ke  langit  ketiga
             sekitar  empat  belas  tahun  yang  lampau.  Paulus  tidak  yakin
             bagaimana  menafsirkan  penglihatan  ini,  tetapi  yakin  bahwa
             orang  itu  “tiba-tiba  diangkat  ke  Firdaus  dan  dia  mendengar
             katakata  yang  tak  terkatakan,  yang  tidak  boleh  diucapkan
             manusia”. 4

             Visi-visi  itu  bukan  merupakan  tujuan  dalam  dirinya  sendiri,
             melainkan  mengarah  kepada  pengalaman  keagamaan  yang
             berada di luar konsep-konsep biasa. Visi-visi itu dikondisikan
             oleh  tradisi  keagamaan  khas  mistikus  itu.  Seorang  Yahudi
             visioner  akan  memperoleh  penampakan  tentang  tujuh  langit
             karena  imajinasi  keagamaannya  secara  partikular  dipenuhi
             oleh  simbol-simbol  ini.  Seorang  Buddha  akan  menyaksikan
             berbagai  citra  tentang  Buddha  atau  bodhisatva.  Umat
             Kristen  memvisualisasikan  Perawan  Maria.  Adalah  keliru
             jika sang visioner memandang bayangan-bayangan mental ini
             sebagai  gambaran  objektif  atau  sesuatu  yang  lebih  dari
             sekadar  simbol  transendensi.  Karena  halusinasi  sering
             merupakan  keadaan  patologis,  dibutuhkan  keterampilan  dan
             keseimbangan  mental  yang  cukup  tinggi  untuk  menghadapi
             dan  menafsirkan  simbol-simbol  yang  muncul  selama
             berlangsungnya meditasi dan refleksi batin.

             Salah  satu  visi  paling  aneh  dan  kontroversial  dalam  Yahudi
             awal  dikisahkan  dalam  Shiur  Qomah  (Ukuran-Ukuran
             Ketinggian),   sebuah   naskah   abad    kelima   yang
             menggambarkan  sosok  yang  pernah  dilihat  Yehezkiel  di
             singgasana  Tuhan.  Shiur  Qomah  menyebut  wujud  ini
             Yotzrenu,  “Pencipta  Kita”.  Penjelasan  ganjil  tentang
             penampakan Tuhan ini kemungkinan didasarkan pada sebuah
             ayat dalam Kidung Agung, yang merupakan naskah biblikal
             paling  digemari  oleh  Rabi  Akiva.  Mempelai  perempuan
             mendeskripsikan kekasihnya:



                            ~379~ (pustaka-indo)
   381   382   383   384   385   386   387   388   389   390   391