Page 389 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 389

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Jika  kita  tidak  bisa  membayangkan  bagaimana  gerangan
             bentuk  jubah  Yahweh,  bagaimana  kita  bisa  berpikir  untuk
             melihat Tuhan itu sendiri?

             Mungkin  naskah  mistik  Yahudi  kuno  yang  paling  terkenal
             adalah  naskah  abad  kelima,  Sefer  Yezirah  (Kitab
             Penciptaan).  Bukan  merupakan  upaya  untuk  melukiskan
             proses  penciptaan  secara  realistik,  kisah  yang  termuat  di
             dalamnya  jelas-jelas  bersifat  simbolik  dan  menggambarkan
             Tuhan  menciptakan  alam  dengan  menggunakan  bahasa,
             seakan-akan  dia  sedang  menulis  sebuah  buku.  Namun,
             bahasa telah berubah sama sekali dan pesan penciptaan tak
             lagi jelas. Setiap huruf dalam abjad Ibrani diberi sebuah nilai
             numerik;  lewat  pengombinasian  huruf-huruf  itu  dengan
             angka-angka  sakral,  lalu  menyusunnya  kembali  dalam
             konfigurasi  tanpa  akhir,  seorang  mistik  menghindarkan
             pikirannya  dari  konotasi  normal  kata-kata  tersebut.
             Tujuannya  adalah  melampaui  akal  dan  mengingatkan  orang
             Yahudi bahwa tidak ada kata maupun konsep yang mampu
             menampilkan  realitas  yang  dirujuk  oleh  Nama  itu.
             Pengalaman mendesakkan bahasa hingga ke batas-batasnya
             dan  memaksanya  mengeluarkan  makna  yang  non-linguistik
             ini juga telah menciptakan rasa tentang keberbedaan Tuhan.
             Kaum  mistik  tidak  menghendaki  sebuah  dialog  langsung
             dengan  Tuhan  yang  mereka  alami  sebagai  kesucian  yang
             berlimpah, bukan sahabat atau bapak yang simpatik.

             Mistisisme  Mahkota  tidak  sendiri.  Nabi  Muhammad  Saw.
             diriwayatkan  pernah  mendapat  pengalaman  yang  sangat
             mirip  ketika  beliau  melakukan  perjalanan  malamnya  dari
             Arab  ke  Masjidil  Aqsha  di  Yerusalem.  Di  dalam  lelap
             tidurnya, dia dibawa oleh Jibril dengan berkendaraan seekor
             kuda  langit.  Setibanya  di  sana,  dia  disambut  oleh  Ibrahim,
             Musa,  Isa,  dan  serombongan  nabi-nabi  lain,  yang




                            ~382~ (pustaka-indo)
   384   385   386   387   388   389   390   391   392   393   394