Page 391 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 391
http://pustaka-indo.blogspot.com
tempat matahari, bulan, dan bintang-bintang
memantulkan cahaya ke bumi. Kami naik lebih
jauh lagi melalui refleksi batin, dialog, dan
kekaguman terhadap karya-karyamu dan masuk ke
8
dalam pikiran kami sendiri.
Pikiran Agustinus diisi oleh gambaran Yunani tentang mata
rantai besar wujud, bukan citra-citra Semitik tentang tujuh
langit. Ini bukanlah pengembaraan harfiah melewati ruang
angkasa menuju Tuhan “di luar sana”, tetapi pendakian jiwa
menuju realitas di dalamnya. Perjalanan menggetarkan ini
tampaknya merupakan suatu anugerah dari luar, ketika
dikatakannya bahwa “pikiran kami diangkat” seolaholah dia
dan Monica adalah dua penerima karunia yang pasif, namun
demikian ada upaya sengaja dalam pendakian ke arah
“wujud abadi”. Tamsil kenaikan yang serupa juga telah
tercatat dalam pengalaman memabukkan kaum Shaman
“dari Siberia ke Tierra del Fuego”, seperti yang dikemukakan
oleh Joseph Campbell. 9
Simbol kenaikan spiritual menunjukkan bahwa persepsi
duniawi telah jauh ditinggalkan. Pengalaman tentang Tuhan
yang akhirnya diperoleh benar-benar tak dapat diceritakan,
karena bahasa biasa memang tak lagi berlaku. Kaum mistik
Yahudi tidak menguraikan apa-apa tentang Tuhan! Mereka
menceritakan kepada kita tentang jubahnya, istananya,
singgasana langitnya, dan tabir yang melindunginya dari
tatapan manusia, yang menampilkan arketipe abadi. Kaum
Muslim yang berspekulasi tentang kenaikan Muhammad ke
langit menekankan watak paradoks penampakan Tuhan yang
dialaminya di akhir perjalanan itu: dia melihat sekaligus tidak
10
melihat kehadiran Tuhan. Begitu seorang mistikus telah
melewati alam tamsil dalam pikirannya, dia akan mencapai
suatu titik di mana konsep maupun imajinasi sudah tidak bisa
membawanya lebih jauh lagi. Agustinus dan Monica sama-
~384~ (pustaka-indo)