Page 398 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 398
http://pustaka-indo.blogspot.com
pengarah yang ahli. Secara perlahan, seperti halnya seorang
rahib Buddha, hesychast akan menemukan bahwa dirinya
dapat meletakkan pikiran rasional ke satu sisi, bayangan-
bayangan yang menjejali pikiran akan memudar dan
hesychast akan merasa sepenuhnya bersatu dengan doa itu.
Orang Kristen Yunani telah menemukan sendiri teknik-teknik
yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di kalangan
agama Timur. Mereka memandang doa sebagai aktivitas
psikosomatik, sedangkan orang Barat semacam Agustinus
dan Gregory berpikir bahwa doa harus membebaskan jiwa
dari raga. Maximus the Confessor pernah mengatakan:
“Semua manusia mesti menjadi Tuhan, dituhankan melalui
kemuliaan Tuhan-yang-menjadi-manusia, menjadi manusia
21
sepenuhnya, jiwa dan raga.” Hesychast akan merasakan
ini sebagai gelombang energi dan cahaya yang begitu kuat
dan memesona yang hanya mungkin berasal dari Tuhan.
Sebagaimana telah kita saksikan, orang Yunani memandang
“proses penuhanan” ini sebagai suatu pencerahan yang
bersifat alamiah bagi manusia. Mereka menemukan ilham di
dalam Yesus yang telah diubah di gunung Tabor, seperti
halnya orang Buddha diilhami oleh citra Buddha, yang telah
meraih perwujudan kemanusiaan yang paling utuh. Upacara
Transfigurasi sangatlah penting di gereja-gereja Ortodoks
Timur; transfigurasi ini disebut “epifani”, manifestasi Tuhan.
Berbeda dari saudara-saudara mereka di Barat, orang
Yunani tidak memandang ketegangan, kekeringan, dan
keterasingan sebagai pendahuluan yang tak terelakkan dalam
pengalaman tentang Tuhan: semua itu hanyalah gangguan
yang mesti diatasi. Orang Yunani tidak memiliki kultus
tentang kegelapan jiwa. Motif yang lebih dominan adalah
Tabor, bukan Getsemani dan Calvary.
Memang tidak setiap orang bisa mencapai keadaan yang
~391~ (pustaka-indo)