Page 410 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 410
http://pustaka-indo.blogspot.com
kemuliaan ada pada-Mu dalam apa pun yang Engkau
35
kehendaki.”
Seruan Al-Hallaj “Ana Al-Haqq!” memperlihatkan bahwa
Tuhan kaum mistik bukanlah sebuah realitas objektif,
melainkan sangat subjektif. Belakangan Al-Ghazali
berpendapat bahwa Al-Hallaj bukan menghujat, tetapi hanya
kurang bijaksana dalam mengemukakan sebuah kebenaran
esoterik yang bisa disalahpahami kaum awam. Karena tidak
ada realitas selain Allah—seperti dinyatakan dalam syahadat
—maka semua manusia pada hakikatnya ilahiah. Al-Quran
mengajarkan bahwa Adam telah diciptakan dalam citra
Tuhan untuk memungkinkan Tuhan berkontemplasi dalam diri
36
Adam seperti dalam sebuah cermin. Itulah sebabnya
Tuhan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada
manusia pertama itu. Kaum sufi berpendapat, kekeliruan
orang Kristen adalah karena mengasumsikan bahwa satu
orang manusia mampu menyerap keseluruhan inkarnasi
Tuhan. Seorang mistik yang berhasil memperoleh kembali
visi fitrahnya tentang Tuhan berarti telah menemukan
kembali citra ketuhanan di dalam dirinya sendiri sebagaimana
adanya pada hari penciptaan. Hadis qudsi yang paling
disukai oleh kaum sufi telah memperlihatkan bahwa Tuhan
menarik kaum Muslim begitu dekat kepadanya sehingga
seolah Tuhan telah berinkarnasi di dalam setiap hambanya:
“Jika aku mencintainya, aku akan menjadi telinganya
yang bisa dia pergunakan untuk mendengar, matanya
yang dia pergunakan untuk melihat, tangannya yang dia
pakai untuk menggenggam, dan kakinya yang dia
pergunakan untuk berjalan.”
Kisah Al-Hallaj memperlihatkan antagonisme mendalam
yang mungkin timbul antara kaum mistik dan kebanyakan
ulama yang memiliki pandangan berbeda tentang Tuhan dan
~403~ (pustaka-indo)