Page 413 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 413

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Suhrawardi  menghubungkan  kosmologi  Iran  pra-Islam
             dengan  sistem  planeter  Ptolemis  dan  skema  emanasi
             Neoplatonis.  Sungguhpun  demikian,  tak  ada  faylasuf  lain
             yang   begitu   sering   mengutip   Al-Quran.   Ketika
             mendiskusikan  kosmologi,  Suhrawardi  tidak  semata-mata
             menaruh  perhatian  pada  penelaahan  asal  usul  alam  secara
             fisikal.  Dalam  karyanya  yang  utama,  Hikmah  Al-Isyraq,
             Suhrawardi memulai dengan membahas persoalan-persoalan
             ilmu  alam  dan  fisika,  tetapi  ini  hanya  merupakan  pengantar
             menuju bagian mistik dari karya itu. Sebagaimana halnya Ibn
             Sina,  dia  tidak  puas  terhadap  falsafah  yang  seluruhnya
             berorientasi  rasional  dan  objektif,  meski  dia  juga  percaya
             bahwa  spekulasi  rasional  dan  metafisikal  mendapat  tempat
             dalam persepsi tentang keseluruhan realitas. Orang arif yang
             sejati, dalam pandangannya, menguasai dengan baik filsafat
             maupun  mistisisme.  Tokoh  seperti  itu  selalu  ada  di  dunia.
             Dalam  teori  yang  agak  mirip  dengan  Imamologi  Syiah,
             Suhrawardi yakin bahwa pemimpin spiritual ini adalah tiang
             penyangga  utama  (quthb)  yang  tanpa  kehadirannya  dunia
             tidak  akan  bisa  terus  bereksistensi,  meski  keberadaannya
             tidak terasakan secara nyata. Mistisisme Isyraqi Suhrawardi
             masih  dipraktikkan  di  Iran.  Mazhab  Isyraqi  menjadi  sistem
             esoterik  bukan  karena  sifatnya  yang  eksklusif,  melainkan
             karena  mensyaratkan  latihan  spiritual  dan  imajinatif,  seperti
             yang ada dalam Ismaili dan sufisme.


             Orang  Yunani  barangkali  akan  mengatakan  bahwa  sistem
             Suhrawardi  lebih  bersifat  dogmatik  daripada  kerigmatik.
             Suhrawardi  berupaya  menemukan  inti  imajinatif  yang
             terdapat dalam inti semua agama dan filsafat dan, meskipun
             berkeyakinan bahwa rasio semata tidaklah memadai, dia tak
             pernah mengabaikan hak akal untuk ikut menyelidiki misteri-
             misteri  terdalam.  Kebenaran  mesti  dicari  di  dalam
             rasionalisme  ilmiah  maupun  mistisisme  esoterik.  Kepekaan




                            ~406~ (pustaka-indo)
   408   409   410   411   412   413   414   415   416   417   418