Page 415 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 415
http://pustaka-indo.blogspot.com
petunjuk apa pun kepadanya. Kemudian, dia memperoleh
penampakan seorang Imam, quthb, penyembuh jiwa:
Tiba-tiba aku terselimuti kelembutan; ada
kilatan cahaya sangat menyilaukan, yang
membentuk sosok seperti seorang manusia. Aku
mengamatinya dengan saksama dan tampaklah dia
… datang menghampiriku, memberi salam dengan
begitu ramah sehingga kebingunganku lenyap
dan ketakutanku berganti dengan perasaan
akrab. Dan aku pun mulai mengeluhkan
kepadanya tentang persoalan pengetahuan yang
tengah kuhadapi.
“Bangunkan dirimu,” dia berkata kepadaku,
37
“dan persoalanmu akan terpecahkan.”
Proses penyadaran atau iluminasi sangat berbeda dengan
inspirasi kenabian yang berat dan menegangkan. Proses ini
lebih mirip dengan pencerahan Buddha yang damai. Dengan
demikian, mistisisme telah memperkenalkan sebuah
spiritualitas yang lebih tenang ke dalam agama-agama
Tuhan. Alih-alih berupa perbenturan dengan Realitas dari
luar, iluminasi berasal dari dalam diri sang mistikus sendiri.
Tak ada pemilahan fakta-fakta. Sebaliknya, penggunaan
daya imajinasi yang mengantarkan ke dalam alam al-mitsal,
alam citra-citra murni, telah memampukan manusia untuk
kembali kepada Tuhan.
Suhrawardi juga mengambil dari kepercayaan Iran kuno
tentang dunia arketipal yang meyakini bahwa setiap orang
dan objek di alam getik (dunia material, fisik) memiliki
padanannya yang persis di alam menok (wilayah langit).
Mistisisme membangkitkan lagi mitologi lama yang
tampaknya telah ditinggalkan agama-agama teistik. Menok,
yang dalam skema Suhrawardi menjadi alam al-mitsal, kini
merupakan alam penengah yang ada antara Tuhan dan dunia
~408~ (pustaka-indo)