Page 414 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 414
http://pustaka-indo.blogspot.com
rasa harus dididik dan dibimbing oleh akal kritis.
Seperti yang diindikasikan oleh namanya, inti filsafat Isyraqi
adalah simbol cahaya, yang dipandang sebagai sinonim
sempurna bagi Tuhan. Cahaya (setidaknya pada abad kedua
belas!) bersifat imaterial dan tak terdefinisikan, namun juga
merupakan fakta yang paling nyata dalam kehidupan dunia:
terbukti dengan sendirinya, tidak membutuhkan definisi tetapi
dipersepsi oleh semua orang sebagai unsur yang membuat
kehidupan menjadi mungkin. Cahaya melingkupi segalanya:
setiap tingkat kecerahan yang ada pada materi berasal
secara langsung dari cahaya, sebuah sumber yang berada di
luar dirinya. Dalam kosmologi emanasionis Suhrawardi,
Cahaya Tertinggi bersesuaian dengan Wujud Wajib para
faylasuf, yang sangat sederhana dalam zatnya. Darinya
terpancar cahaya-cahaya yang lebih lemah dalam hierarki
menurun; setiap cahaya, karena menyadari
kebergantungannya terhadap Cahaya Tertinggi,
mengembangkan diri-bayangan yang menjadi sumber dari
alam material, dan bersesuaian dengan salah satu bidang
Ptolemis. Ini merupakan metafora keadaan manusia.
Terdapat kombinasi serupa antara cahaya dan kegelapan
dalam setiap diri kita: cahaya atau jiwa dikumpulkan di dalam
embrio oleh Ruh Suci (yang dalam skema Ibn Sina dikenal
sebagai Malaikat Jibril, cahaya dunia kita). Jiwa merindukan
penyatuan dengan Cahaya yang lebih tinggi dan, jika
mendapat bimbingan yang tepat dari seorang quthb di
zamannya atau oleh salah seorang muridnya, jiwa dapat
menangkap kilasan Cahaya itu di dunia ini.
Suhrawardi menggambarkan pengalaman pencerahannya
sendiri di dalam Hikmah. Dia terusik oleh persoalan
epistemologis pengetahuan, tetapi tidak menemukan jalan
keluar: penelaahannya atas buku-buku tidak memberikan
~407~ (pustaka-indo)