Page 46 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 46
http://pustaka-indo.blogspot.com
dan bermigrasi ke Kanaan dekat Laut Tengah. Kita diberi
tahu bahwa ayahnya, Terah, seorang pagan, sudah lebih
dahulu bermigrasi ke arah barat dari Ur bersama
keluarganya. Kini, Yahweh mengatakan kepada Abraham
bahwa dia memiliki takdir istimewa: dia akan menjadi bapak
sebuah bangsa besar yang suatu hari akan berjumlah lebih
banyak daripada bintang-bintang di langit, dan suatu ketika
anak keturunannya akan menguasai tanah Kanaan sebagai
milik mereka. Kisah J tentang panggilan bagi Abraham ini
menetapkan nada awal bagi sejarah Tuhan ini di masa depan.
Di Timur Tengah kuno, mana yang suci dialami dalam ritual
dan mitos. Marduk, Baal, dan Anat tidak diharapkan terlibat
dalam kehidupan awam yang profan dari para
penyembahnya: tindakan-tindakan mereka telah berlangsung
dalam waktu yang sakral. Akan tetapi, kekuasaan Tuhan
Israel bekerja secara langsung dalam peristiwa-peristiwa di
dunia nyata. Dia dialami sebagai sesuatu yang ada di sini dan
pada saat ini. Wahyu pertamanya berisikan sebuah titah:
Abraham harus meninggalkan negerinya dan pergi ke
Kanaan.
Akan tetapi, siapakah Yahweh? Apakah Abraham
menyembah Tuhan yang sama dengan Musa atau apakah dia
mengenalnya dengan nama yang berbeda? Ini adalah
persoalan penting bagi kita pada masa sekarang, tetapi
Alkitab, anehnya, tampak kabur dalam hal ini dan
memberikan jawaban yang bertentangan. J menyatakan
bahwa manusia telah menyembah Yahweh sejak masa cucu
Adam, tetapi pada abad keenam, P sepertinya menyiratkan
bahwa orang Israel tidak pernah mendengar tentang Yahweh
hingga dia menampakkan diri kepada Musa di Semak
Menyala. P membuat Yahweh menjelaskan bahwa
sebenarnya dia adalah Tuhan yang sama dengan Tuhan
Abraham, seakan-akan ini merupakan pernyataan yang agak
~39~ (pustaka-indo)