Page 471 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 471

http://pustaka-indo.blogspot.com
             tetapi juga memberikan harapan baru bagi kaum Askhenazim
             Eropa yang tak lagi mendapatkan tempat tinggal yang aman
             di wilayah Kristen. Keberhasilan luar biasa ini menunjukkan
             bahwa  mitos-mitos  Safed  yang  asing  dan—bagi  orang  luar
             —membingungkan  itu  ternyata  memiliki  kekuatan  untuk
             menyuarakan kondisi orang Yahudi. Ini merupakan gerakan
             Yahudi  terakhir  yang  mendapat  penerimaan  dari  hampir
             semua  kalangan  dan  menorehkan  perubahan  besar  dalam
             kesadaran  religius  dunia  Yahudi.  Latihan-latihan  khusus
             dalam Kabbalah hanya diperuntukkan bagi sedikit orang yang
             telah dipersiapkan untuk itu, tetapi ide-idenya—dan konsepsi
             ketuhanannya—menjadi ungkapan standar ajaran Yahudi.


             Untuk  memberi  apresiasi  yang  layak  bagi  visi  baru  tentang
             Tuhan ini, kita harus memahami bahwa mitos-mitos tersebut
             tidak untuk dipahami secara harfiah. Kaum Kabbalis Safed
             menyadari bahwa tamsil yang mereka pakai memang sangat
             berani  dan  mereka  selalu  memagarinya  dengan  ungkapan-
             ungkapan   semacam     “seolah-olah”   atau   “anggaplah
             demikian”.  Akan  tetapi,  setiap  pembicaraan  tentang  Tuhan
             senantiasa bersifat problematik, tak terkecuali doktrin biblikal
             tentang  penciptaan  alam.  Kaum  Kabbalis  menemukan
             kesulitan yang sama seperti yang juga pernah dirasakan oleh
             para  faylasuf.  Keduanya  menerima  metafora  emanasi
             Platonis,  yang  melibatkan  Tuhan  dengan  alam  yang  secara
             abadi  mengalir  darinya.  Para  nabi  telah  menekankan
             kesucian  dan  keterpisahan  Tuhan  dari  alam,  tetapi  Zohar
             menyatakan bahwa alam sefiroth  Tuhan  mencakup  seluruh
             realitas. Bagaimana mungkin dia terpisah dari alam jika dia
             adalah semua di dalam semua? Moses ben Jacob Cordovero
             dari Safed (1522-1570) melihat paradoks ini dengan jelas dan
             berupaya membahasnya. Di dalam teologinya, Tuhan En Sof
             tidak  lagi  merupakan  Tuhan  Tertinggi  yang  tidak  bisa
             dipahami, melainkan merupakan pemikiran tentang dunia: dia




                            ~464~ (pustaka-indo)
   466   467   468   469   470   471   472   473   474   475   476