Page 472 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 472
http://pustaka-indo.blogspot.com
menyatu dengan semua makhluk dalam keadaan Platonis
ideal mereka, tetapi terpisah dari wujud material mereka di
dunia yang cacat: “Karena semua yang ada terkandung di
dalam eksistensinya, [Tuhan] meliputi semua eksistensi,”
demikian dia menjelaskan, “substansinya hadir di dalam
sefirothnya dan Dia Sendiri adalah segala sesuatu, tak ada
5
sesuatu pun yang ada di luar dirinya.” Pandangan ini sangat
dekat dengan monisme Ibn Al-Arabi dan Mulla Shadra.
Akan tetapi, Isaac Luria (1534-1572), pahlawan dan orang
suci Kabbalisme Safed, mencoba menjelaskan paradoks
transendensi dan imanensi ilahi secara lebih lengkap dengan
salah satu ide paling mencengangkan yang pernah
diformulasikan tentang Tuhan. Kebanyakan mistikus Yahudi
enggan untuk membicarakan pengalaman mereka tentang
Tuhan. Salah satu kontradiksi dari spiritualitas jenis ini adalah
bahwa para mistikus menyatakan pengalaman mereka tak
terucapkan, tetapi banyak yang bersedia untuk
menuliskannya. Namun, para Kabbalis sangat waspada
tentang ini. Luria merupakan Zaddikim, atau orang suci,
pertama yang berhasil memikat pengikut ke aliran mistisisme
yang dikembangkannya dengan menggunakan karisma
pribadinya. Dia bukanlah seorang penulis, dan pengetahuan
kita mengenai sistem Kabbalistiknya didasarkan pada
percakapan yang direkam oleh muridnya Hayyim Vital
(1542-1620), dalam risalah Etz Hayim (Pohon Kehidupan),
dan Joseph ibn Tabul, yang karya manuskripnya baru
diterbitkan pada tahun 1921.
Luria menghadapi pertanyaan yang telah mengusik kaum
monoteis selama berabad-abad: bagaimana mungkin Tuhan
yang sempurna dan tak terbatas telah menciptakan sebuah
dunia yang terbatas dan sarat dengan kejahatan? Dari mana
kejahatan itu berasal? Luria menemukan jawabannya dengan
~465~ (pustaka-indo)