Page 477 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 477

http://pustaka-indo.blogspot.com
             dalam ziwwug  (pembuahan),  dan  perkawinan  antara  unsur
             lelaki  dan  perempuan  di  dalam  Tuhan  menyimbolkan
             ketertiban  yang  telah  dipulihkan.  Kaum  Kabbalis  tak  henti-
             hentinya  memperingatkan  para  pembacanya  untuk  tidak
             memahami  hal  ini  secara  harfiah.  Ini  merupakan  fiksi  yang
             dirancang  untuk  merujuk  pada  proses  integrasi  yang  tidak
             bisa  digambarkan  dalam  terma  yang  jelas  dan  rasional  dan
             untuk  menetralkan  tamsil  yang  terlalu  maskulin  tentang
             Tuhan.  Penyelamatan  yang  dibayangkan  kaum  mistik  tidak
             bergantung  pada  peristiwa-peristiwa  historis  seperti
             kedatangan  Mesiah,  tetapi  merupakan  proses  yang  harus
             dijalani  Tuhan  sendiri.  Rencana  awal  Tuhan  adalah
             menjadikan  manusia  sebagai  penolongnya  dalam  proses
             penebusan percikan ilahi yang terserak dan terperangkap di
             dalam  kekacauan  pada  saat  Pemecahan  Tabung.  Namun,
             Adam telah melakukan dosa ketika berada di Taman Firdaus.
             Seandainya itu tidak terjadi, harmoni asal akan kembali pulih
             dan  keterasingan  ilahi  akan  berakhir  pada  hari  Sabtu
             pertama. Akan tetapi, kejatuhan Adam mengulangi bencana
             primal  Pemecahan  Tabung.  Tatanan  makhluk  tercampak,
             cahaya ilahi di dalam jiwanya terserak keluar dan terpenjara
             di dalam materi. Sebagai akibatnya, Tuhan mengembangkan
             rencana  yang  lain.  Dia  memilih  Israel  untuk  menjadi
             penolongnya dalam perjuangan demi meraih kedaulatan dan
             kendali. Meskipun Israel, sebagaimana percikan api ilahi itu
             sendiri,  terserak  di  berbagai  diaspora  yang  kejam  dan  tak
             bertuhan,  orang  Yahudi  memiliki  misi  istimewa.  Selama
             percikan  ilahi  terpisah  dan  tersesat  di  dalam  materi,  Tuhan
             menjadi  tidak  sempurna.  Dengan  menaati  Taurat  secara
             saksama dan tekun dalam berdoa, setiap orang Yahudi dapat
             membantu  mengembalikan  percikan  itu  ke  sumber  ilahinya
             dan  dengan  demikian  menyelamatkan  dunia.  Dalam  visi
             penyelamatan ini, Tuhan tidak turun kepada manusia namun,
             sebagaimana  selalu  diyakini  oleh  orang  Yahudi,  Tuhan



                            ~470~ (pustaka-indo)
   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481   482