Page 482 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 482
http://pustaka-indo.blogspot.com
hati dan karena itu menyusahkan Trinitas …
aku lebih baik bertobat daripada mampu
mendefinisikannya. Seandainya hatimu telah
menguasai seluruh isi Alkitab, dan semua
ajaran para filosof, bisakah semua itu
8
menolongmu tanpa rahmat dan cinta Tuhan?
The Imitation of Christ, dengan religiositasnya yang agak
muram, menjadi salah satu buku klasik spiritual terpopuler di
Barat. Selama abad-abad ini, peribadatan semakin berpusat
pada Yesus sebagai manusia. Praktik perenungan tahap-
tahap penyaliban terkonsentrasi pada perincian partikular
derita dan sengsara fisik Yesus. Beberapa meditasi abad
keempat belas yang ditulis oleh pengarang anonim
mengajarkan kepada pembaca bahwa ketika bangun di pagi
hari, setelah semalam suntuk merenungi Jamuan Terakhir,
matanya harus masih merah karena menangis. Segera
setelah itu dia harus mulai merenungkan pengadilan Yesus
dan mengikuti langkahnya hingga ke Kalvari, jam demi jam.
Pembaca diajak untuk membayangkan dirinya memohon
kepada pihak berwenang untuk menyelamatkan nyawa
Yesus, duduk bersamanya di dalam penjara, dan mencium
9
tangan dan kakinya yang dirantai. Dalam kegiatan yang
suram ini, tak banyak penekanan pada soal Kebangkitan,
tetapi lebih pada kemanusiaan Yesus yang rentan. Emosi
yang kuat dan apa yang mengejutkan pembaca modern
sebagai keingintahuan yang tidak wajar menjadi ciri sebagian
besar deskripsi ini. Bahkan, mistikus besar Bridget dari
Swedia atau Julian dari Norwich berspekulasi dengan
perincian dramatis tentang keadaan fisik Yesus:
Kulihat wajahnya yang halus, kering, tanpa
darah, dan pucat karena kematian. Dia menjadi
semakin pucat, mati, dan tak bernyawa. Lalu,
jasad itu berubah membiru, dan lambat laun
berubah menjadi biru pucat seperti daging
~475~ (pustaka-indo)