Page 483 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 483

http://pustaka-indo.blogspot.com

                   yang  berada  di  ambang  kebusukan.  Bagiku,
                   kebahagiaannya  terpancar  terutama  melalui
                   wajahnya  yang  diberkati,  dan  lebih  khusus
                   lagi  melalui  bibirnya.  Di  sana  juga  aku
                   melihat  empat  warna  yang  sama,  walaupun
                   sebelumnya,  seperti  kusaksikan  sendiri,  dia
                   tampak  segar,  merekah,  dan  indah.  Sungguh
                   menyedihkan    melihatnya    berubah    seiring
                   kematiannya.  Cuping  hidungnya  juga  layu  dan
                   mengering di depan mataku, dan tubuhnya yang
                   terkasih  menjadi  hitam  dan  cokelat  karena
                   mengering di dalam kematian. 10
             Perincian  ini  mengingatkan  kita  pada  patung-patung  salib
             Jerman  abad  keempat  belas  dengan  bentuk  badan  meliuk
             lemah dan berlumur darah yang mencapai puncaknya, tentu
             saja,  pada  karya  Matthias  Grünewald  (1480-1528).  Julian
             mampu  menatap  jauh  ke  dalam  hakikat  Tuhan:  dia
             menggambarkan  Trinitas  hidup  di  dalam  jiwa  dan  bukan
             sebagai  realitas  yang  berada  “di  luar  sana”,  bagaikan
             seorang mistikus sejati. Akan tetapi, daya konsentrasi Barat
             terhadap  manusia  Yesus  tampaknya  terlalu  kuat  untuk
             dibendung.  Selama  abad  keempat  belas  dan  kelima  belas,
             orang  Eropa  malah  menjadikan  manusia  lain,  bukannya
             Tuhan,  sebagai  pusat  kehidupan  spiritual  mereka.  Kultus
             Abad  Pertengahan  terhadap  Maria  dan  orang-orang  suci
             meningkat  seiring  dengan  tumbuhnya  kesetiaan  terhadap
             manusia Yesus. Antusiasme terhadap benda-benda keramat
             dan  tempat-tempat  suci  juga  telah  mengalihkan  perhatian
             orang Kristen Barat dari sesuatu yang lebih penting. Mereka
             justru semakin menjauhkan perhatian mereka dari Tuhan.

             Sisi  gelap  spirit  Barat  semakin  jelas  selama  era  Renaisans.
             Para  filosof  dan  humanis  era  Renaisans  sangat  kritis
             terhadap  banyak  aspek  keberagamaan  Abad  Pertengahan.
             Mereka  sangat  tidak  menyukai  spekulasi  musykil  kaum




                            ~476~ (pustaka-indo)
   478   479   480   481   482   483   484   485   486   487   488