Page 476 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 476

http://pustaka-indo.blogspot.com
             personalitas Tuhan, dengan ciri-ciri yang khas, hampir seperti
             tiga  personae  Trinitas.  Luria  berupaya  menemukan  cara
             baru  untuk  mengungkapkan  ide  Kabbalistik  lama  tentang
             Tuhan yang tak terjangkau melahirkan dirinya sendiri sebagai
             sesosok  manusia.  Dalam  proses  Tikkun,  Luria  memakai
             simbolisme  kehamilan,  kelahiran,  dan  pertumbuhan  seorang
             manusia untuk menggambarkan evolusi serupa yang terjadi di
             dalam  Tuhan.  Evolusi  ini  sangat  rumit  dan  barangkali  jalan
             terbaik  untuk  menjelaskannya  adalah  secara  diagramatik.
             Dalam  reintegrasi  Tikkun,  Tuhan  memulihkan  ketertiban
             dengan  mengelompokkan  kembali  kesepuluh  sefiroth
             menjadi lima “Wajah” (parzufim) dalam urutan berikut:


                1.  Kether  (Mahkota),  sefirah  tertinggi,  yang  disebut
                   Zohar  sebagai  “Tiada”,  menjadi  parzuf  pertama,
                   dinamakan “Arik” Anpin: Yang Melahirkan.
                2.  Hokhmah  (Kebijaksanaan)  menjadi  parzuf  kedua,
                   disebut Abba: Bapak.
                3.  Binah  (Kecerdasan)  menjadi  parzuf  ketiga,  disebut
                   Ima: Ibu.
                4.  Din  (Keputusan);  Hesed  (Ampunan);  Rakhamim
                   (Kasih   Sayang);   Netsakh   (Kesabaran);   Hod
                   (Keperkasaan);  Yesod  (Pendirian);  semua  menjadi
                   parzuf keempat, disebut Zeir Anpin: Yang Tak Sabar.
                   Pasangannya adalah:
                5.  Sefiroth  terakhir,  disebut  Malkuth  (Kerajaan)  atau
                   Shekinah:  menjadi  parzuf  kelima,  yang  disebut
                   Nuqrah de Zeir: Wanita Zeir.

             Simbolisme  seksual  merupakan  upaya  berani  untuk
             menggambarkan  penyatuan  kembali  sefiroth,  yang  akan
             memulihkan  keterputusan  yang  terjadi  ketika  tabung-tabung
             bobol   dan   mengembalikan    harmoni   asal.   Kedua
             “pasangan”—Abba  dan  Ima,  Zeir  dan  Nuqrah—berpadu




                            ~469~ (pustaka-indo)
   471   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481