Page 475 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 475
http://pustaka-indo.blogspot.com
atas dan kembali kepada Tuhan Tertinggi, namun sebagian
“percikan api” ilahi jatuh ke bumi yang kosong dan
terperangkap di dalam kekacauan. Sejak saat itu, tak ada lagi
yang berada pada tempatnya semula. Bahkan, ketiga
sefiroth tertinggi jatuh ke tataran yang lebih rendah sebagai
akibat dari bencana tersebut. Harmoni asal telah runtuh dan
percikan api Tuhan melesap ke bumi tak berbentuk, tohu u-
bohu, terasing dari Tuhan Tertinggi.
Mitos aneh ini mengingatkan kembali pada mitos-mitos
Gnostis terdahulu tentang dislokasi primordial. Mitos ini juga
mengungkapkan ketegangan yang terdapat dalam seluruh
proses penciptaan, yang lebih dekat dengan konsep ledakan
Besar para ilmuwan modern daripada dengan urutan tertib
yang digambarkan Kitab Kejadian. Tidak mudah bagi En Sof
untuk muncul dari keadaan tersembunyinya: itu hanya bisa
dilakukannya secara coba-coba. Dalam Talmud, para rabi
menemukan gagasan yang sama. Mereka mengatakan
bahwa Tuhan telah menciptakan dunia-dunia lain dan
menghancurkannya sebelum menciptakan dunia yang ini.
Namun, tidak semuanya hilang. Sebagian Kabbalis
membandingkan “pemecahan” (Shevirath) ini dengan
retaknya telur yang akan menetas atau merekahnya benih
yang akan tumbuh. Kehancuran ini merupakan pendahuluan
bagi sebuah ciptaan baru. Meskipun segalanya tampak tidak
teratur, En Sof akan menghadirkan kehidupan baru dari
kekacauan yang nyata ini melalui proses Tikkun atau
reintegrasi.
Setelah bencana, arus cahaya baru memancar dari En Sof
dan menembus “kening” Adam Kadmon. Kali ini, sefiroth
disusun kembali ke dalam konfigurasi baru, tidak lagi sebagai
aspek-aspek umum tentang Tuhan. Masing-masingnya
menjadi “Wajah” (parzuf) yang mengungkapkan seluruh
~468~ (pustaka-indo)