Page 497 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 497

http://pustaka-indo.blogspot.com
             Sayangnya, dia tidak mewariskan kepada kita uraian lengkap
             tentang  pengalaman  yang  telah  mengubah  keyakinannya.
             Dalam  karyanya  Commentary  on  the  Psalms,  dia  hanya
             menyatakan  bahwa  pengalaman  itu  sepenuhnya  merupakan
             pekerjaan Tuhan. Dia benar-benar dipesonakan oleh lembaga
             gereja dan “takhayul kepausan”. Dia tidak mampu dan tidak
             berkeinginan untuk membebaskan diri, dan dibutuhkan suatu
             tindakan  dari  Tuhan  untuk  menggerakkannya:  “Akhirnya,
             Tuhan membelokkan jalanku ke arah lain melalui kendalinya
             yang  tersembunyi  .…  Pikiranku  tiba-tiba  berubah  menjadi
             tunduk;  dia  menjinakkan  pikiranku  yang  terlalu  keras  untuk
                     35
             usianya.”   Hanya  Tuhanlah  yang  memegang  kendali
             sementara  Calvin  sama  sekali  tidak  berdaya,  namun  dia
             merasa dipilih untuk menjalankan misi khusus justru melalui
             rasa gagal dan ketakberdayaannya yang akut.

             Konversi  radikal  telah  menjadi  karakteristik  Kristen  Barat
             sejak  era  Agustinus.  Protestan  akan  melanjutkan  tradisi
             pemutusan yang tiba-tiba dan keras dengan masa lalu dalam
             apa yang disebut oleh filosof Amerika William James sebagai
             agama “dilahirkan-dua kali” untuk “jiwa-jiwa yang sakit”. 36
             Orang Kristen merasa “dilahirkan kembali” dalam keimanan
             baru  pada  Tuhan  dan  penolakan  terhadap  kelompok
             perantara  yang  menjadi  penghalang  antara  mereka  dengan
             Tuhan  di  gereja  Abad  Pertengahan.  Calvin  menyatakan
             bahwa pengagungan terhadap orang-orang suci tumbuh dari
             rasa  cemas;  mereka  ingin  menenangkan  Tuhan  yang
             pemarah  dengan  cara  mendekati  orang-orang  yang  paling
             dekat  dengannya.  Akan  tetapi,  di  dalam  penolakan  mereka
             terhadap  kultus  orang  suci,  kaum  Protestan  sering
             menyembunyikan    kecemasan     yang   sama.   Tatkala
             mendengar  bahwa  orang-orang  suci  itu  tidak  efektif,  maka
             tumpukan  rasa  takut  dan  kengerian  yang  mereka  rasakan
             terhadap Tuhan yang keras ini seakan meledak dalam reaksi



                            ~490~ (pustaka-indo)
   492   493   494   495   496   497   498   499   500   501   502