Page 504 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 504
http://pustaka-indo.blogspot.com
kaum Puritan, banyak di antara para Jesuit adalah ilmuwan
yang antusias, dan sering diduga bahwa perkumpulan ilmiah
pertama bukanlah Royal Society dari London atau
Accademia del Cimento, melainkan Society of Jesus.
Sungguhpun demikian, orang Katolik tampaknya punya
masalah yang sama dengan kaum Puritan. Ignatius, misalnya,
memandang dirinya sangat berlumur dosa sehingga
memohon agar setelah kematiannya, jasadnya diletakkan di
atas timbunan sampah untuk menjadi santapan burung-
burung dan anjing. Dokternya menasihati bahwa jika dia
terus-menerus menangis begitu hebat selama Misa, dia akan
kehilangan penglihatannya. Teresa Avila, yang mereformasi
kehidupan biarawati ordo Karmel, pernah memperoleh
penampakan yang menakutkan tentang tempat yang telah
dicadangkan baginya di neraka. Orang-orang suci pada
periode itu tampaknya memandang dunia dan Tuhan sebagai
dua hal yang saling bertentangan: agar bisa diselamatkan,
seseorang harus menjauhi dunia dan seluruh kesenangan
duniawi. Vincent de Paul, yang menjalani hidup sebagai
dermawan dan orang saleh, berdoa agar Tuhan
menghapuskan cintanya kepada orangtuanya; Jane Francis
de Chantal, yang mendirikan ordo Visitasi, melangkahi mayat
anak lelakinya ketika dia bermaksud bergabung dengan biara:
anak itu gantung diri di depan pintu untuk mencegah
keberangkatan ibunya. Jika Renaisans berupaya
mendamaikan langit dan bumi, Reformasi Katolik malah
berusaha untuk memisahkannya. Tuhan mungkin telah
menjadikan Kristen yang direformasi efisien dan kuat, tetapi
tidak membuat mereka bahagia. Periode Reformasi adalah
masa-masa yang menakutkan bagi kedua pihak: ada
penolakan keras terhadap masa lalu, cacian dan kutukan
yang keji, teror bid‘ah dan penyimpangan doktrinal,
kesadaran yang hiperaktif akan dosa dan obsesi tentang
~497~ (pustaka-indo)